Mempercantik ruang dengan lampu bercangkang batok kelapa. . . .Sarwidianto, Ria Asalaban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo ini bisa membantu. Arsitek jebolan Tunas Pembangunan Solo ini menyulap barang sepele menjadi produk kreatif dengan nilai jual tinggi. Kreatifitas dan ketelatenannya membuahkan lampu hias dengan memanfaatkan batok kelapa.
Beberapa karakter produk, batok dikombinasi dengan kayu untuk membuat kaki pada lampu. Tahap terakhir adalah proses pengecatan. Harga lampu hias, tempurung kelapa, buatan Sarwidianto dijual dari harga 150 rupiah hingga 350 ribu rupiah. Pembeli bebas memilih karaker yang diinginkan. Seperti bentuk hewan, tokoh kartun, dan tokoh pewayangan. Lampu hias ini dijual di stand night market, Ngersopuro, Solo setiap sabtu malam.
Selain itu pemilik juga memasarkan produknya melalui media online. Sebulan 16 lampu hias diproduksi disini. Sarwidianto masih mengerjakan ini semua sendiri.
Sarwidiyanto, perajin batok kelapa, “Dulu awalnya cuma iseng, terus kemudian bisa menghasilkan rupiah. Terus saya lanjutkan.”
Itu dalam 1 minggu, bisa memproduksi berapa lampu Pak ??
“Kalau 1 minggu bisa produksi, kadang 4 lampu.”
Ini bahannya dari mana saja sih Pak ??
“Kalau bahan dari pasar-pasar itu ada.”
Kendala untuk membuat ini apa itu Pak ?? yang biasa dihadapi gituh
“Kendalanya paling cuma, pemasaran belum bisa fokus.”
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/