Budaya Sepeda Bambu bagi Masyarakat di Beijing |
Tidak lebih dari 10 tahun yang lalu jalanan di Beijing penuh dengan jutaan sepeda dan hanya beberapa mobil yang terlihat di jalanan. Sekarang ibu kota Tiongkok telah menjadi kuburan bagi sepeda-sepeda karatan. Sepeda yang sekarang digunakan harus bersaing dengan ribuan sepeda dan mobil listrik yang juga menggunakan jalur sepeda.
Didirikan pada tahun 2013, sepeda bambu Beijing adalah bengkel yang berusaha untuk memperbaharui ketertarikan pada sepeda tradisional Beijing. Loka karya tersebut terletak di gang tradisional Beijing yang dikenal sebagai hutong. Menawarkan kesempatan kepada peserta untuk menyusun sendiri sepeda berbingkai bambu dari bambu mentah.
Produk ini bukan hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga jauh lebih ringan, tangkas dan lebih beredam kejut dibandingkan sepeda-sepeda lainnya. Steve Ngo, koordinator sepeda bambu Beijing dan instruktur bengkel berkata bahwa loka karya ini dimulai kecil, tetapi secara perlahan telah menarik minat.
Steve Ngo, instruktur Loka Karya, “Orang-orang memiliki ide bahwa membuat sepeda bambu lebih ramah lingkungan. Kedua, kerajinan tangan adalah sesuatu yang mereka buat sendiri dengan tangan mereka. Lainnya sebagian orang menyukai sepeda. Ada yang hanya memiliki sebuah sepeda bambu, ada yang hanya tertarik untuk memiliki sesuatu yang tidak pernah dimiliki oleh orang lain.”
Para pelanggan dapat menyusun bingkai bambu mereka sendiri hanya dalam 2 hari dengan harga sekitar 4,2 juta rupiah. Roda, stang, dan tempat duduk termasuk dalam biaya tambahan.
Gabrielle Liu, seorang anak SMA berusia 17 tahun menghabiskan beberapa hari di bengkel dengan sebuah sepeda untuk orang tuanya.
Gabrielle Liu, penduduk Beijing, “Mengendarai sepeda bukan hanya cara transportasi, tapi juga sebuah kebudayaan karena seperti saat orang tua saya masih kecil di Beijing, mereka semua mengendarai sepeda dan pada saat itu, sepeda adalah sebuah barang mewah. Jika anda memiliki sepeda di rumah anda, itu benar-benar mengagumkan.”
Davir Wang, pendiri sepeda bambu Beijing berkata, selain menawarkan kesempatan untuk menyusun sebuah sepeda dengan unik dan menghidupkan kembali ide bersepeda di kota, ia berharap untuk mendirikan sebuah komunitas untuk komuter di Beijing.
David Wang, pendiri sepeda bambu Beijing, “Saya pikir hal terbesar ialah kita ingin mengubah sikap terhadap mobilitas. Salah satu hal saat kami sebelumnya melakukan penelitian adalah mengenai bagaimana bahwa mobil pribadi sangat penting. Ia memberikan status sosial tertentu. Dengan menciptakan suatu komunitas yang menghargai bentuk-bentuk mobilitas, ia membuatnya jauh lebih mudah untuk mengatakan OK. Saya ingin naik sepeda untuk bekerja. Saya ingin naik sepeda ke sekolah, karena ini merupakan ekspresi saya, menggambarkan saya sebagai seseorang. Saya rasa ini sangat penting.”
Menurut Wang, bengkel ini telah menarik ratusan peserta yang sebagian besar mereka adalah orang-orang Tionghoa.
Video:
Foto:
keren ya
ReplyDeleteUnbelievable
DeleteSepeda dari bambu gitu kira-kira tahan nggak dengan jalan pedesaan Indonesia? hehehe, tetapi inspiratif kalau sekrang masih ada yang memelihara tradisi untuk bersepeda di beijing
ReplyDeleteMenurut informasi yang telah saya dapatkan. . . .
DeleteTahan, karena sepeda bambu mampu menahan berat beban sebesar 120 kg.