Merangkai makna dengan kuas dan cat air, teliti menyusun satu demi satu kulit bawang putih di atas kanvas. Perpaduan ini membentuk dimensi yang unik dan berbeda. Inilah karya lukis yang dimiliki Ketut Samuderawan. Seniman asal Nagasepaha, Buleleng ini sengaja memakai kulit bawang putih sebagai ciri khas karyanya.
Serat kulit bawang putih yang unik jadi kan karyanya lebih berkarakter. Kian menarik, karena ia mengkombinasikan teknik kolase di atas lukisannya. Beragam karya dihasilkan lewat teknik ini, seperti lukisan kisah poligami, wejangan tetua adat, cerita-cerita arjuna wiwaha, hingga tema kehidupan masyarakat masa kini.
Karya lukis limbah bawang ini juga dihasilkan dalam sekejap. Butuh proses panjang, mulai ide, tema, dan pewarnaan. Medianya tak hanya kanvas, tapi juga patung.
Ketut Samudrawan, pelukis limbah kulit bawang, “Awalnya membuat lukisan dari bawang ini, kita terinspirasi dari pasar, istilahnya. Pasar itu kan ada banyak kupasan sampah, seperti bawah, kayak itu semua kan. Terus yang jadi inspirasi itu kan, karena putih dari kulit bawang putih itu kan, warnanya, yaitu jadi inspirasi. Mungkin ini bisa diolah tuk jadi lukisan lah.”
Lewat karya lukisannya ini, Samudrawan bisa memamerkan karyanya hingga manca negara. Hasilnya, lukisan dari limbah kulit bawang putihnya diminati warga Belanda dan Belgia. Harga lukisannya ia jual seharga 1 juta rupiah hingga 45 juta rupiah. Tergantung ukuran lukisan dan kerumitan pembuatannya.
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/