Bahan utamanya yaitu bambu harus dibelah dulu. Setelah itu diukur, kemudian di potong sesuai dengan ukuran yang akan digunakan yah.
Sheila Siregar, reporter, “Nah jadi, kayu dari bambu yang sudah dikelupas yah, kulit luar dan kulit dalamnya ini bakal disusun-susun. Kemudian di laminasi supaya nempel, padat, dan baru dibentuk setelah itu.”
Pemirsa eksis, laminasi adalah pelapisan bahan tipis dengan lempeng pada kedua sisinya. Iya, supaya lapisan bambunya kuat, lapisan kayu akan dilem dan ditempelkan dengan kayu lainnya. Setelah itu keduanya akan diikat dan didiamkan berhari-hari. Tujuannya agar kedua lapisan menyatu dengan sempurna.
Nah ini udah. Jadi dia akan menempel sendiri gituh ??
“Iya, bakal nempel sendiri.”
Kita musti diemin berapa lama ?? “24 jam.”
Nanti hasilnya berarti, kira-kira seperti ini yah.
Ok, nanti kayu yang sudah dilaminasi akan diampelas atau dihaluskan. Baru deh kita bentuk sebagian bingkai jam.
Tahapan terakhir tinggal rakit deh bingkai dengan mesin jam dan talinya.
Wah ini nih, jamnya sudah jadi. Keren banget. Wow keren, mau dong Shel ?? Mau-mau, beli dong. . . .
Ya udah, beliin.
Ya udah, nanti yah dibeliin.
Pak ngomong-ngomong, kalau jam kayu kan banyak, jam tangan dari kayu. Tapi jam tangan dari bambu ini, baru kali ini. Apa kelebihannya dari jam tangan kayu ??
Hafid, pembuat jam bambu, “Kalau dari bahan ini kan, bambu lebih banyak. Terutama di Jawa Barat, bambu kan banyak, terus murah gituh si bambu ituh. Terus, tingkat pertumbuhannya itu lebih cepat bambu dibandingkan kayu. Kalau kayu kan perlu puluhan tahun, kalau bambu 3 atau 4 tahun juga bisa dipanen.”
Saya juga denger katanya, kekuatan bambu yang sudah dilaminasi ini setara dengan kekuatan kayu jati. Keren yah.
Penggunaan bambu sebagai bahan dasar emang pas banget yah. Laju pertumbuhan tanaman bambu cukup tinggi di Indonesia. Itu artinya ketika bambu dipanen, maka tumbuhan ini akan tumbuh kembali dengan cepat, tanpa mengganggu ekosistem.
Wih, iya ya, keren deh Shel.
Jam karya anak bangsa ini dibanderol dengan harga 300 ribuan saja loh. Gimana ?? Tertarik kan.
Masih bahas tentang bambu, kita mampir dulu yuk ke tempat wisata di Lembang yang mengusung konsep bambu mulai dari dekorasi, bangunan, hingga kulinernya. Wiih keren banget yah.
Gimana tidak ?? dari 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11 persen nya adalah spesies asli Indonesia loh. Jadi setiap bagian dari bambu memang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari daun, batang, hingga akarnya yang berfungsi sebagai pengikat tanah dan air, sehingga bambu bisa digunakan sebagai tanaman konservasi.
Ya, kita bakal masak-masak lagi hari ini dan masih serba bambu yah. Hari ini menu kita adalah ??
“Ayam Bakar Bambu Bekutul.”
Dan saya denger-denger, katanya enggak semua bambu bisa dimasak ??
“Ya betul mbak Sheila. Kebetulan saya ini pakai bambu petung. Ini jenis bambu yang gunanya juga, bisa untuk dimakan mbak.”
Nanti kita bakal masak lagi ??
“Bakal masak yang mudanya.”
Ok deh. Kalau begitu yang ayamnya dulu yah ??
“Kita masak yang ayamnya dulu.”
Ok, sekarang haluskan bumbu rempah, sambil di ulek yah. Lalu tumis jahe, sere, dan daun salam.
Siip, sekarang bumbui daun ayam dan bumbu rempah yang sudah ditumis.
Lalu dimasukkan ke dalam bambu deh.
Bungkus dengan alumunium foil, lalu bakar hingga matang.
Sambil menunggu, yuk kita masak bambunya yah. Siapkan bahan-bahannya dulu dong.
Ok, sekarang tumis bahan rempah, cabai yang sudah dihaluskan, dan rebung yang sudah dipotong-potong.
Di Indonesia, tunas bambu yang akan dikonsumsi, dipotong tipis-tipis dan direbus dulu sebelumnya untuk menghilangkan senyawa toksinnya.
Wah, enggak perlu menunggu lama kalau menu yang ini sih. Udah jadi deh.
Ini gara-gara ayamnya dibakar di dalam bambu, wangi bambunya meresap, terus bumbunya juga meresap. Enak lah, tapi si rebung ini juga engggak kalah enaknya. Nah, lembut, selain itu dia juga banyak manfaat. Rendah kolesterol dan tinggi protein. Pokoknya enak deh.
Ya semuanya.
“Yah Sheila sih.”
Ya, satu lagu aja, satu lagu.
“Jangan-jangan, biar mereka aja yang main Sheil."
Ya udah. Biar teman-teman aja yang main yah.
Di Indonesia, ternyata enggak hanya angklung aja nih alat musik yang menggunakan bahan dasar bambu. Gitar listrik, bas sampai drum pun bisa dibuat dari bambu loh. Wih keren banget. Karya anak bangsa dari Cimahi ini hadir untuk mengangkat citra bambu dengan menghasilkan produk alat musik yang berkualitas. Ya, karena bahan dasar bambu yang diolah dengan benar merupakan bahan yang kuat, fleksibel dan murah yang bisa menjadi alternatif pengganti kayu yang kian langka dan mahal.
Ini gitarnya ternyata enteng. Bisa dibawa-bawa kemana-mana gitu yah. Bentuknya juga unik lagi.
Bisa aja kepikiran alat musik dari bambu gitu loh ??
“Ya awalnya, selama ini kan selalu terbuat dari kayu. Nah sedangkan bambu itu sebagai ciri khasnya Indonesia. Jadi kita akan mengangkat kearifan lokal. Bambu sebagai kearifan lokal kita angkat dan bambu bisa naik.”
Awalnya susah enggak sih bikin alat musik dari bambu ??
“Yah pasti susah. Kebetulan saya sendiri sampai saat ini belum bisa mainin alat musik, mangkanya sangat susah.”
Tapi bisa bikin alat musiknya ??
“Iya, dulu kan belajar dari, ya kalau sekarang istilahnya sudah ada google yah. Akhirnya saya belajar dari mbak Google.”
Menciptakan inovasi alat musik kayak gini, yang bahkan sudah terkenal sampai ke luar negeri. Keren. . .Keren.. . . .
Untuk membuat alat musik dari bambu, pertama potong dulu bambu nya dan ambil potongan kayunya. Potong sesuai ukuran yang akan digunakan dan laminasi. Siip, tinggal lakukan beberapa finishing dan mulai pada tahapan pengujian deh.
Nah pemirsa eksis, untuk menghasil kan produk berkualitas, setiap alat musik yang dihasilkan akan diuji dengan teliti secara manual. Hasilnya produk karya anak bangsa ini pun eksis hingga ke manca negara. Wih salut deh.
Setiap bulannya, komunitas bambu ini juga membatasi kuota pemesanan alat musik yang dibanderol hingga puluhan juta rupiah. Tergantung jenis dan model alat musik yang diinginkan. Makin eksis, makin keren abis.
Jangan sampai ketinggalan informasi seru setiap senin sampai jumat, jam 9.45 pagi hanya di eksis abis. Sampai jumpa.
Video:
Foto:
Cara membuat Jam Tangan dari Bambu ala Pak Adang Muhidin |
Cara membuat Jam Tangan dari Bambu ala Pak Adang Muhidin |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/