Putri, bagaimana jadinya kalau 2 kebudayaan atau 2 seni budaya dipadukan menjadi satu. Wah itu kayaknya bagus dan juga unik.
Pastinya unik. Ini ada 2 kebudayaan, satunya dari Tiongkok, ukir kertas dari Tiongkok. Yang satunya batik asli Indonesia.
Ya, betul sekali dan ini dimanfaatkan oleh Dewi Kucu.
Seni ukir kertas, merupakan seni tradisional Tiongkok. Kesenian ini ada sejak abad ke 6, sejak kertas ditemukan pertama kali. Bagaimana hasilnya ketika perpaduan budaya Tiongkok dan Indonesia disatukan.
Adalah Dewi Kucu. Pemadu 2 kebudayaan ini dalam seni ukir kertas sejak 2011. Dalam rangka paper cutting, dewi memasukkan unsur budaya Indonesia khususnya batik.
Dewi Kucu, pelaku usaha seni ukir kertas, “Kalau misalnya kita dalam kondisi terjepit, mau enggak mau kita harus berpikir kreatif. Bagaimana kita bisa lepas dari keterbatasan itu.“
Proses pembuatan dimulai dengan mendesain konsep pemotongan di komputer. Langkah selanjutnya di cetak menggunakan fancy paper, 180 hingga 230 gram. Kemudian potong kertas menggunakan pisau pemotong kecil sesuai alur yang dibuat. Alas menggunakan grey board, agar potongan tidak kasar. Pada hasil akhir seni ukir kertas dibingkai.
Mengawali usaha dengan metode getuk tular, Dewi mengembangkan ke media sosial.
Dewi Kucu, pelaku usaha seni ukir kertas, “Total lebih yang sudah saya ajarkan, lebih dari 500 murid. Dan saya juga membuat video tutorialnya di You Tube dan itu sudah mencapai ribuan. Ribuan penonton, yang akhirnya dari sana teman-teman banyak belajar juga, gimana membuat hasil potongannya yang rapi, bahan apa yang perlu disiapkan, lalu teknik pemotongannya juga saya ajarkan disana."
Per bulan menerima 30 hingga 50 pesanan dengan harga bervariasi. Mulai dari 900 ribu hingga 5 juta rupiah. Setiap pesanan diberikan kode produksi khusus dan bersertifikat. Tujuannya sebagai penanda keorisinalan karyanya yang buatan tangan.
Dewi Kucu, pelaku usaha seni ukir kertas, “Challenging yang saya adakan setiap hari adalah bagaimana caranya membuat foto karya yang mirip. Dan kadang-kadang foto yang saya terima tidak selalu dalam high resolution. Jadi kadang-kadang saya menerima foto dalam ukuran kecil. Bagaimana disitu akhirnya saya harus menebak-nebak, ini kira-kira liputan matanya ada atau enggak yah."
70% pesanan datang dari perusahaan dan instansi. Sisanya pesanan dari masyarakat umum untuk kado pernikahan, ulang tahun dan perayaan lainnya. Kedepannya Dewi Ingin mengembangkan usaha dan berkolaborasi dengan bidang lain, seperti sushi dan kue bolu hias.
Video:
Foto:
Dewi Kucu, pelaku usaha seni ukir kertas |
Dewi Kucu, pelaku usaha seni ukir kertas |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/