Berikut ini juga bagian dari kearifan lokal warga dan juga upaya kemandirian ekonomi. Seorang warga kabupaten Banyuwangi memproduksi angklung di tengah gempuran alat musik moderen. Setiap harinya pengrajin mampu membuat berbagai jenis angklung, peminatnya tidak hanya warga lokal, namun juga dari manca negara.
Lestarikan alat kesenian tradisional leluhur, Emaria, warga kelurahan bulusan, kecamatan kali puro, kabupaten Banyuwangi menggantungkan hidup sebagai pengrajin angklung. Bahan utama pembuatan Emaria dapatkan dari sekitar Banyuwangi, karena bambu banyak tumbuh di wilayah ini. Pembuatan dilakukan secara manual di rumahnya.
Kemampuan membuat angklung, Emaria dapatkan dari orang tuanya yang juga pengrajin angklung sejak puluhan tahun silam. Setiap harinya berbagai jenis angklung di produksi disini, seperti angklung daeng dan angklung buncis, hingga angklung carok khas Banyuwangi.
Emaria, perajin angklung, “Angklung Jawa Barat itu yang merupakan angkung kocak dan angklung Banyuwangi itu yang dipukul. Biasanya pada umumnya begitu terjadi dan adanya pun tidak jauh berbeda, yaitu data salendro. Sengaja saya buka sebagai pengrajin disini. Utamanya, yang pertamanya adalah kita ingin membantu pemerintah di dalam hal pengangguran. Jadi terlihat banyaknya pengangguran, maka pengangguran itu kita tampung disini. Kemudian kita ajarkan untuk kemudian mereka ber kreatif.”
Peminat angklung produksi rumahan ini datang dari berbagai kalangan, Baik dalam hingga luar negeri.
Irlin Diana Putri, pembeli, “Mau beli angkung untuk hiasan di rumah.”
Kenapa beli disini ??
“Soalnya ini dari pengrajine.”
Kalau dari pengrajin, apa kelebihannya?
“Harga nya lebih murah, intinya gitu. Terus, pastinya lebih kuat kualitasnya.”
Harga bervariasi untuk 1 set angklung. Angklung carok antara 250 ribu hingga 500 ribu rupiah. Sedangkan angklung kocak, antara 500 ribu hingga 1 juta rupiah.
Video:
Foto:
Perajin Angklung Ditengah Gempuran Musik Modern - NET5 |
Perajin Angklung Ditengah Gempuran Musik Modern - NET5 |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/