Paper cutting adalah seni memotong kertas agamtia. Seni paper cutting di Cina, disebut juga dengan Jin Zi. Biasanya berwarna merah dan bentuknya zodiak.
Guys! ini nih, Dewi Kucu. Orang yang bisa dibilang, pertama kali mengembangkan seni memotong kertas hingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Bermodalkan lembaran kertas clancy paper, tapi enggak semua orang bisa menghasilkan karya seperti ini. Oh iya, ngomongin soal cutter, jadi inget dengan silet nih guys.
Kira-kira, beda cutter dengan silet itu apa yah ??
Mau nanya, sinih. Tau enggak sih, perbedaan silet dengan cutter ??
“Kalau silet, kecil agak panjang.”
Sebelum makan, saya mau nanya dulu. Tau enggak sih, perbedaan cutter dengan silet ??
“Cutter sama silet. Enggak tau.”
Enggak tau atau udah laper. Udah enggak konsen yah. Selamat makan. Namanya siapa tadi, ??
“Andien.”
Afdol Thariq, Budayawan, “Jadi, silet itu berasal dari paper penemunya yaitu seorang usahawan di Amerika dan dipakai untuk mencukur atau membersihkan kumis ataupun jenggot. Sedangkan cutter, adalah alat untuk memotong sesuatu hal yang lebih spesifik dan biasanya itu tidak terlalu tebal, tidak terlalu besar.”
Meski sama-sama menggunakan baja tipis sebagai bahannya dan sama-sama untuk memotong, sebagai alat cukur yah guys. Sedangkan cutter untuk di Indonesia, identik dengan alat untuk memotong beda yang tidak terlalu besar dan tebal. Misalnya kertas ini guys. Sebelum memotong kertas, mbak Dewi biasanya membuat desain.
Bagian ini yang paling lama guys. Untuk menyelesaikan 1 desain butuh waktu minimal 2 jam guys. Bahkan dia pernah membuat desain lebih dari 2 jam guys. Baru kemudian tangan kreatifnya bekerja dengan cutter seperti biasanya.
Dewi Kocu, paper cutter Indonesia, “Sebenarnya paper cutting adalah kesenian tradisional dari negeri Tiongkok. Kemudian karena saya lahir di Indonesia, jadi saya berusaha menggabungkan teknik yang dari luar itu dengan kebudayaan Indonesia. Jadi oleh karena itu saya banyak menggunakan motif-motif seperti batik, tenun, dan sebagainya untuk menciptakan karya paper cutting yang khas karya Indonesia."
Tinggal di pasang di sebuah frame dengan berlapiskan kaca di kedua sisinya. Jadi deh. Guys, satu buah karya yang rumit ini dibanderol mulai dari 800 ribu rupiah hingga 15 juta rupiah loh. Itu terbukti, hanya menggunakan kertas dan cutter, tapi diolah dengan kreatifitas yang tinggi bisa menghasilkan karya yang tinggi pula. . . . . . . . . Yang mahal itu, kreatifitas nya guys.
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/