Profesi sebagai fruit carving saat ini memang banyak diminati, khususnya di pulau dewata. Maka untuk mencari bibit fruit carvinger yang profesional, kompetisi mengukir buah pun diadakan oleh salah satu sekolah tinggi pariwisata yang ada di pulau Bali.
Unik dan menarik. Itulah yang terlihat dari hasil karya ukiran buah yang dibuat oleh peserta fruit carving competition. Yang diselenggarakan oleh senat sekolah tinggi pariwisata Atma Jaya, Bali.
Beragam buah-buahan diukir menjadi sesuatu yang menarik sesuai dengan tema yang ditentukan. Secara garis besar, tema yang diangkat pada kompetisi ini ialah Trihita Karana pada era globalisasi. Adapun sub tema dibedakan pada sub kategori, yaitu keindahan bawah laut untuk peserta SMK, dan seni tari Bali untuk peserta umum atau profesional.
Putu Edi Artana, ketua peserta, “Itu sebenarnya maknanya adalah bagaimana kita saling berhubungan. Berhubungan antar lingkungan, antar manusia, begitu. Itu di era globalisasi ini kan terjadi banyak kejadian-kejadian. Itu kira rangkum menjadi sebuah tema. Menurut saya sebagai ketua panitia, memfasilitasi mereka yang generasi muda untuk mendapatkan sebuah tempat untuk lomba. Bagaimana menyalurkan bakat dan minat mereka sebagai fruit carver.”
Total ada 36 peserta dari 2 kategori untuk kompetisi ini. Mereka pun hanya mendapatkan waktu selama 3 jam untuk membuat kreasi dari buah-buahan. Sesuai dengan tema yang ditentukan, para peserta pun tak menyia-nyiakan waktu untuk berkreasi. Beberapa peserta pun nampak berhati-hati dan teliti dalam mengukir buah.
Putu Agus Rama, peserta, “Persiapannya terutama ketenangan. Karena ketenangan diperlukan saat lomba. Kita sudah sangat senang. Apapun yang kita akan ingin tuju, pasti akan tercapai. Dan kedua latihan dengan sungguh-sungguh dengan memanfaatkan waktu yang ada sedikit pun.”
“Kita membuat ikan yang melambangkan, Trihitaka.”
Ada 3 juri yang dihadirkan untuk memberikan penilaian di kompetisi ini. Mulai diantaranya adalah juri yang berasal dari Indonesia Chef Association provinsi Bali dan 1 lagi merupakan dosen tata boga.
Komang Adi Arsana, ketua juri, “Tentunya berdasarkan tema awal dulu. Jadi temanya apa, jadi kalau dia nuansa laut, ya, mereka harus menampilkan nuansa laut, kelas SMK. Kemudian untuk seni tari Bali untuk kelas umum. Jadi paling enggak mereka bisa menampilkan sesuai harapan dari panitia dengan tema itu. Kemudian yang kita lihat adalah tingkat kesulitan, dari ukiran mereka: 3 dimensi. Kemudian keserasian: profesional. Kemudian karena ini akan ditempatkan misalnya fruit carving itu ditempatkan dengan buffee yah. Tentunya food seventeen sanitasi itu tetap.”
Total hadiah yang diperebutkan pada kompetisi ini ialah sebesar 6,5 juta rupiah. Selain itu juga, beberapa hadiah menarik lainnya juga diberikan pada tiap juara dari masing-masing tiap kategori.
Video:
Foto:
Lomba mengukir buah pada kompetisi Trihita Karana |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/