Sarung Goyor berkembang pertama kali pada tahun 1950-an
dari wilayah Solo
|
Kerajinan tenun tradisional sarung goyor asal TawangSari, Sukoharjo kini telah menembus pasar ekspor timur tengah. Dengan bahan dasar benang rayon, sarung goyor memiliki keunikan, yakni mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitar.
Sepintas sarung goyor khas Sukoharjo tidak jauh beda dengan sarung tenun yang diproduksi di sejumlah tempat lainnya di Indonesia. Namun kekhasan corak dan kualitas bahan menjadikan sarung goyor Sukoharjo tetap diminati dan bahkan mampu menembus pasar ekspor di tengah gempuran kain pabrikan.
Setidaknya ada 15 pengrajin sarung goyor di Tawang Sari. Salah satu dari beberapa pengrajin sarung goyor di Lupuk Keden, desa Dalangan, kecamatan Tawang Sari yang sukses memperkenalkan sarung goyor hingga ke manca Negara adalah Bambang Sudarsono.
Bambang Sudarsono, perajin sarung Goyor, “Ya ini, pesanan misalkan dari arah Solo. Solo langsung ke depan.”
Jadi tidak langsung ngarah ke sini ya ??
“Enggak.”
Melalui perantara ya.
1 bulan bisa ngirim berapa banyak Pak ??
“Cuma sedikit ini. Hanya sekitar 5 kodi.”
Satu hal yang tidak bisa disamakan dengan sarung printing lainnya adalah motif dan warna sarung. Baik luar maupun dalamnya sama.
Bambang Suroto, perajin sarung Goyor, “Kalau dari sini korden. Korden per kodi nya sekitar 6 juta nan.”
Karena untuk membuat melalui proses penenunan dengan alat tradisional dibutuhkan keterampilan, serta ketelitian sehingga menghasilkan kualitas yang tinggi. Kerajinan yang berkembang sejak tahun 50’an ini kali pertama dipelajari oleh warga desa dari wilayah Solo. Kemudian mengembangkan kerajinan tersebut di desanya masing-masing.
Dengan bahan dasar benang rayon, sarung goyor memiliki keunikan. Yakni mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitar.
Video:
Foto:
Sarung Goyor berkembang pertama kali pada tahun 1950-an
dari wilayah Solo
|
Sarung Goyor berkembang pertama kali pada tahun 1950-an
dari wilayah Solo
|
Sarung Goyor berkembang pertama kali pada tahun 1950-an
dari wilayah Solo
|
Sarung Goyor berkembang pertama kali pada tahun 1950-an
dari wilayah Solo
|
Sarung Goyor berkembang pertama kali pada tahun 1950-an
dari wilayah Solo
|
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/