Adalah Ariska salah satu pengrajin kain songket asal kabupaten Kapuas Hulu yang menggeluti usahanya ini sejak dia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Ketertarikannya melestarikan budaya leluhur agar tidak tergerus jaman, Rizka membuat kain songket berbahan dasar motif kebaya moderen. Sehingga peminat di kalangan muda juga dapat melestarikan budaya tersebut.
Dalam membuat kain songket khas dayak, rizka tidak menemukan kendala yang berarti, tapi mahasiswa IKIP PGRI Malang ini mengaku kesulitan memasarkan hasil karya kerajinannya, terlebih untuk menembus pasar moderen. Sehingga untuk memperkenalkan hasil kerajinannya, ia hanya bisa mengikuti pameran yang kerap digelar di kota Pontianak.
Ariska, pengrajin kain songket khas dayak, “Supaya ada keterlanjutan dari budaya dayak, karena sebagai manusia kita punya sejarah, kita punya budaya, kita punya segalanya yang harus kita lanjutkan. Jadi, ketika orang tua kita nanti sudah tidak ada masih ada kita yang menekuni untuk melanjutkannya.”
Ini belajarnya berapa lama, baru bisa ??
“Kalau belajar sih, dari dulu sudah pernah. Belajar udah dari kecil cuman untuk setiap harinya sih enggak.”
Ariska berharap pemerintah dapat memasarkan hasil kerajinan para pengrajin di KalBar. Misalnya menggelar event kebudayaan di kota Pontianak. Hal ini sekaligus bertujuan untuk melestarikan kebudayaan bagi generasi muda.
Video:
Foto:
Ariska, pengrajin kain songket khas dayak |
Ariska, pengrajin kain songket khas dayak |
Ariska, pengrajin kain songket khas dayak |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/