Tirai bambu atau tri, begitulah nama produk kerajinan memanfaatkan bahan bambu yang berfungsi untuk meredam cahaya dan angin. Di Solo, kerajinan ini terpusat di jalan Muhammad Yamin, keratoranan, serangan. Centra kerai ini sudah eksis sejak tahun 50’an. Bayek adalah salah satu pemilik usaha yang tergolong senior disini. Dia tergolong sebagai generasi kedua yang meneruskan usaha pembuatan kerai bambu.
Pria berumur 53 tahun ini meneruskan usaha kerai bambu sejak tahun 80’an. Pasang surut usaha kerai bambu sudah pernah ia rasakan di tempat ini. Namun mendapatkan pesanan hingga Jerman menjadi bukti kerajinan buatan Bayek dan teman-temannya di terima di pasar.
Biasanya pembelinya dari mana pak ??
Mas Bayek, penjual krey, “Sudah sampai ke mana-mana. Pernah ke berbagai manca negara. Dari Jerman, Amerika, dsb.”
Itu ngirimnya bagaimana ?
“Kalau orang sana biasanya bawa sendiri. Dulu kan pernah ada teman orang Jerman. Kalau tahun 90’an setiap bulan itu biasa ambilnya minimal sampai 20 ribu.”
Kerai bambu buatannya dipasarkan mulai harga 20 ribu rupiah per meter, hingga 125 ribu rupiah per meter. Sebulan bayek mampu menjual kurang lebih 200 meter kerai bambu. Pelanggannya bukan hanya dari Solo raya. Bambu yang digunakan untuk membuat kerai ini didatangkan langsung dari Wonogiri. Bambu wulung dan bambu ori adalah jenis bambu yang sering digunakan untuk membuat kerai.
Aji Tulus Pamungkas, Solo Pos TV.
Video:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/