Ityatmi telah 45 tahun bekerja sebagai penenun Sarung Goyor |
Suara gemeretak alat tenun bukan mesin atau ATBM sahut menyahut dari sebuah ruang rumah Ny Kardi, warga Wonosari, Sambirembe, Kalijambe, Sragen, Minggu 29 Juni. 8 perempuan serius mengoperasikan alat yang tersusun dari batang-batangan kayu. Sebagian diantara mereka adalah perempuan lanjut usia.
Tak ada suara tawa atau canda siang itu. Maklum, juragan sarung goyor dari kota Solo segera mengambil hasil tenunan mereka. Salah satu warga lansia yang sibuk menenun sarung adalah Ityatmi. Sarung hasil tenunan diambil oleh juragan asal Solo, sepekan sekali. Setidaknya 5 sarung goyor berhasil diserahkan para penenun di rumah nyonya Kardi pada juragan tersebut.
Ityatmi mengaku sudah 45 tahun bekerja sebagai penenun sarung goyor. Dibandingkan dulu, industri sarung goyor sambirembe mengalami perkembangan signifikan. Ityatmi menjelaskan kelebihan sarung goyor yakni nyaman dipakai dalam berbagai suasana. Industri rumahan sarung goyor belakangan ini mengalami perkembangan pesat. Baik dari jumlah penenun, pesebaran konsumen, hingga harga tenunan.
Kurniawan, Solo Pos TV.
Video:
Foto:
Ityatmi telah 45 tahun bekerja sebagai penenun Sarung Goyor |
Ityatmi telah 45 tahun bekerja sebagai penenun Sarung Goyor |
Ityatmi telah 45 tahun bekerja sebagai penenun Sarung Goyor |
pekerjaan ini pastinya sudah gak disukai kaum muda ya, makanya yang masih setia yang tua saja
ReplyDeleteMembutuhkan pengelaman, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran untuk dapat menghasilkan kain sarung yang layak.
Delete