Saiful Anwar, perajin musik angklung asal Tulung Agung |
Di bengkel seni lukisnya, di desa pelosok kandang, kecamatan Gedung Waru, Saiful Anwar hari-harinya tidak lagi disibukkan dengan melukis. Kini dirinya lebih banyak menekuni untuk mengerjakan pesanan alat musik tradisional angklung.
Meski saat ini pesanan masih belum terlalu banyak, sejumlah kelompok kesenian kuda lumping di sekitar Tulung Agung mulai tertarik akan alat musik angklung yang ia produksi. Selain itu, sesekali produksinya dipesan dari kalangan sekolah untuk kegiatan ekstra kurikuler seni musik.
Di Tulung Agung saat ini mulai banyak digunakan kembali sebagai musik tradisional. Meskipun kesenian ini bukan asli Tulung Agung. Dalam membuat seni angklung, Saiful masih mengerjakan nya seorang diri. Batangan-batangan bambu yang didapat dari wilayah Tulung Agung, Trenggalek, Blitar, dan Kediri, disusun disesuaikan dengan nada khas angklung pada saat dimainkan. Untuk keselarasan nada merupakan bagian yang tersulit, terutama jika menerima pesanan angklung terbaik. Meski belum banyak order, Saiful tetap berkarya membuat musik bambu warisan nenek moyang ini.
Dalam setiap bulannya, Saiful mampu membuat angklung 80 buah. Angklung buatan warga Tulung Agung ini dijual antara 35 ribu rupiah hingga 75 ribu rupiah. Sedangkan angklung Saiful oktaf dihargai 4 ratus ribu rupiah per unit.
Saiful Anwar, perajin musik angklung, “Ya, saya tertarik karena musik angklung itukan sangat langka dan kebetulan saya bisa membuat. Saya mulai belajar buat angklung itu tahun 1996. Untuk saya berani menjual, itu kira-kira masih tahun 2005. Jadi memang proses untuk belajar memang agak lama.”
Saat ini musik angklung masih kurang populer di Tulung Agung, namun Saiful tetap terus berkarya membuat musik angklung agar alat musik khas Indonesia ini bisa lestari dan tidak ditinggalkan oleh generasi sekarang. Dirinya berharap, setiap sekolah dapat memasukkan seni musik angklung sebagai kegiatan ekstra kurikuler seni musik agar generasi bangsa ini bisa memanfaatkan.
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/