Beginilah komunitas anak pecinta angklung asal Tasikmalaya mengisi hari terakhir liburan panjang. Mereka berlatih angklung di saung angklung milik Mumu Alimudin, warga kampung Nempel, Pangiciran, Ciamis, Jawa Barat. Mereka sangat antusias bermain angklung.
Isran, pelajar, “Tokecan, sotawar, munajat cinta, ada apa dengan mu. . . .udah itu aja.”
Teman-temannya ada berapa banyak ?
“Ada 25 semuanya.”
Tak hanya sekedar bermain angklung, karena mereka juga bisa melihat langsung proses pembuatan alat musik tradisional yang sudah mendunia ini.
Harjono, pelatih angklung, “Kalau untuk anak-anaknya, barangkali mereka sudah bisa punya bekal tentang tradisi daerah yang seharusnya milik mereka.”
Saung angklung milik Mumu Alimudin ini cukup sering mendapatkan permintaan kunjungan dari berbagai sekolah di Tasikmalaya dan Ciamis. Namun karena belum memiliki fasilitas yang memadai, saung angklung ini belum bisa menerima kunjungan dari berbagai sekolah di Tasikmalaya dan Ciamis.
Mumu Alimudin, pemilik saung angklung, “Angklung itu dipasoknya dari kampung akung, Ciamis untuk jangka waktu lama. Peningkatan, biasanya itu musim libur termasuk musim sekarang. Libur 4 hari juga itu sangat berimbas nya ke home industry angklung, dampaknya sangat besar.”
Mumu sebagai pemilik saung angklung berharap pemerintah setempat bisa mendukung cita-citanya untuk membangun sanggar seni angklungnya sebagai wisata edukasi, sekaligus pelestarian seni budaya bangsa. Yopi Andreas melaporkan untuk Net.
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/