Emeria, pengrajin angklung asal Banyuwangi |
Inilah Emeria warga kelurahan Bulusan, Kali Puro, Banyuwangi. Ia adalah seorang pengrajin alat musik tradisional angklung, yang hasil kerajinan tangannya sudah dikenal di berbagai daerah bahkan manca negara.
Emeria sesungguh berprofesi sebagai petugas pelabuhan penyeberangan Ketapang-Banyuwangi. Namun semenjak tahun 1983, setiap hari ia selalu membuat angklung. Alat musik tradisional dari tanah kelahirannya di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dengan memanfaatkan bambu yang tumbuh di sekitar rumahnya, Emeria membuat angklung Daeng dan angkung Buncis yang bila dipadukan menjadi angklung cokelat. Yang umum dimainkan di tanah Pasundan. Namun tak hanya itu, jenis angklung carok yang dimainkan dalam musik khas banyuwangi juga dibuatnya sebagai upaya melestarikan warisan budaya lokal.
Angklung buatan tangan Emeria banyak diminati oleh sekolah-sekolah hingga kelompok kesenian yang ada di Banyuwangi, Bali, dan manca negara. Angklung buatan Emeria dijual dengan harga yang bervariasi. Untuk angklung carok dijual dengan harga 250 ribu hingga 500 ribu rupiah. Sedangkan angklung coklat 500 ribu hingga 1 juta rupiah.
Emeria, perajin angklung, “Pertama sebagai tempat kreatifitas. Kedua menyelamatkan kesenian tradisional yang sudah menjadikan suatu alat seni yang indah. Yang ketiganya, juga kita melestarikan budaya angklung. Jadi jangan sampai terjadi lagi atau didengar, atau jangan sampai bahwa angklung ini merupakan ciri khas negara lain. Tapi angklung tetap budaya Indonesia. Asli budaya Indonesia."
Selain dikenal sebagai pengrajin, emeria juga dikenal sebagai seniman yang sangat piawai dalam memainkan alat tradisional angklung yang dibuatnya sendiri.
Dari Banyuwangi, Jawa Timur, Hamka Agung dari Berita Antara, mewartakan.
Video:
Foto:
Emeria, pengrajin angklung asal Banyuwangi |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/