Suryanto, pengrajin bonggol bambu asal Jambu Kulon, Klaten |
Bonggol atau bagian akar dari bonggol bambu di olah menjadi kerajinan tangan bernilai tinggi. Suryanto, warga jambu kulon, ceper, Klaten inilah mengolah sampah bambu tersebut. Patung primitif merupakan sebutan bagi karya ini. Juga topeng dan wajah bentuk kartun, hingga lampu hias.
Usaha yang ditekuni Suryanto sejak tahun 2002 ini mampu memikat pembeli dalam dan luar negeri, seperti Amerika Serikat, Austraia, dan Jerman.
Suryanto, pengrajin bonggol bambu, “Ya otodidak itu. Cuma ya melihat, pertama saya kerja di sana dulu, di Jepara cumakan kan di ukir. Itu di tempat teman saya. Sudah itu saya pulang. Pulang saya membuat handicraft itu.”
Di daerah saya kan banyak bambu-bambu itu. Saya ambil cuman, kan bambu itu bulunya kan unik. Saya buat gitu, anu, seperti patung-patung, wajah-wajah gitu kan. Ya, hewan gituh.” Mengolah kerajinan ini diawali memilih bonggol bambu yang memiliki serat akar. Setelah itu dipahat sesuai bentuk karakter. Selanjutnya dihaluskan dengan cara diampelas. Tubuh utama kemudian dirangkai dengan bagian-bagian pendukung, seperti kaki, mata dan lain-lain.
Kerajinan tangan produk Suryanto dijual mulai dari 45 ribu rupiah hingga 150 ribu rupiah. Dalam 1 bulan dia berhasil membuat 120 kerajinan yang dibuatnya.
Suryanto, pengrajin bonggol bambu, “Kalau sementara ini saya, di anu Bali, Bandung, Papua. Kalau luar itu, ya, Australia pernah, Amerika, Jerman, itu kan pernah.”
“Saat ini kebanyakan anu, topeng. Dari akar bambu petung dan ori. Dan primitif.”
Selain kerajinan bonggol bambu, Suryanto juga membuat patung keagamaan dengan bahan kayu Jati, Mahoni, Akasia, dan Sonokelling. Patung tersebut dibanderol 300 ribu rupiah hingga 7 juta. Harga tersebut disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya.
Irfandi Efrianto, Solo Pos TV.
Video:
Foto:
Suryanto, pengrajin bonggol bambu asal Jambu Kulon, Klaten |
Suryanto, pengrajin bonggol bambu asal Jambu Kulon, Klaten |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/