Daniel Vogel Essex adalah pembuat Sepeda Bambu asal Jerman |
Bentuknya sama seperti sepeda pada umumnya. Lajunya juga tak berbeda. Tapi coba perhatikan lebih seksama. Yak, rangka sepeda terbuat dari bambu. Pembuatnya adalah Daniel Vogel Essex, warga Amerika Serikat yang sejak tahun 2007 bemukim di Berlin, Jerman.
Bersama sahabatnya Daniel mulai membuat sepeda bambu tahun 2010 lalu. Sampai kini, workshop kecil berwujud ozon sampai kini telah berhasil merakit 70 unit sepeda. Jangan pikir bambu berarti murah. 1 unit sepeda harganya 1.000 euro atau mencapai 13 juta rupiah. Namun tentunya ada harga dijamin ada kualitas.
Daniel Vogel Essex, pembuat sepeda bambu, “Awalnya orang mengenal rangka alumunium sangat kaku dan tidak nyaman. Kemudian hadir rangka baja. Rangkanya yang lebih empuk dan lentur, namun lebih kuat dari pada baja. Kenyamanan dan keamanannya seimbang.”
Daniel mendatangkan bambu tutul, bahan baku sepeda dari kawasan asia timur. Butuh waktu 2 sampai 3 hari menyelesaikan sebuah sepeda. Kesulitan terutama saat menggabungkan bambu dengan komponen lainnya. Seluruh proses perakitan juga harus dengan tangan. Karena setiap batang bambu berkarakter spesifik dan butuh penanganan berbeda. Sepeda bambu berkonsep personal. Tidak ada sepeda yang sama, spesifikasi dan bentuk setiap unit sesuai dengan postur kebutuhan dan selera masing-masing pengguna.
Daniel Vogel Essex, pembuat sepeda bambu, “Saya pikir bukanlah hal yang sulit bagi kami untuk memberikan garansi 10 tahun. Kalau sampai ada yang rangkanya sudah patah atau retak dalam 2 tahun, dengan senang hati saya akan mensponsorinya. Karena itu berarti dia sangat sering mengendarai sepeda.”
3 tahun berproduksi, pesanan rangka datang pula dari manca negara, seperti Singapura, Ghana, dan Amerika Serikat. Daniel terus mengembangkan sepeda bambunya. Dalam waktu dekat, tak hanya rangka bambu yang jadi bahan baku seluruh komponen sepeda.
Blogspot: Ozon Cyclery.
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/