Halo pemirsa !! Jumpa lagi dalam program kesayangan kita, Indi: Indonesia Mandiri. Akan memberikan inspirasi bagi keluarga Indonesia tuk terus mandiri membangun negeri.
Pemirsa, bila anda berjalan di sepanjang jalan Braga, anda tentu melihat deretan lukisan yang dipajang disana kan. Ternyata sebagian besar lukisan tersebut diproduksi di 1 desa loh.
Namanya desa wisata Jelekong.
Desa wisata Jelekong merupakan desa lukis yang terletak di kecamatan Balai Indah, Bandung. Letaknya sekitar 12 km dari pusat kota. Desa ini terkenal dengan desa pelukis handal di Bandung. Salah satunya Deden Rohidin, anak dari Deden Rohidin, pencetus seni lukis di desa ini.
Deden Rohidin, pelukis, “Asal mula adanya desa Jelekong dari bapak Awan. Dari bapak Awan itu turun ke ayah saya, bapak Deden Rohidin. Dulu dia sebelum melukis, dia berprofesi sebagai pemain panggung-panggung sandiwara, seperti yang ada layar belakang. Pak Rohidin suka melukis disitu.”
“Dulu dia bekerja di Jakarta, setelah di Jakarta dia bertemu dengan bapak Awan, langsung belajar melukis dari Bapak Awan. Setelah dia belajar dari Bapak Awan di Jakarta, dia langsung pulang ke Jelekong.”
“Setelah itu, banyak anak-anak dari keponakan bapak yang belajar melukis. Sampai dia bisa mandiri. . . .”
Hingga saat ini, desa jelekong memiliki 600 pelukis aktif. Uniknya setiap keluarga di desa ini memiliki spesialisasi lukisan masing-masing. Seperti pemandangan, binatang, buah-buahan dan bunga-bungaan. Berkat keahlian melukis ini, sekitar 200 kepala keluarga di desa Jelekong berhasil menaikkan taraf hidup mereka sebagai bentuk penerapan dari ekonomi kreatif.
Deden Rohidin, pelukis, “Kalau dulu lukisan desa Jelekong kebanyakan dari pemandangan. Bisa juga dari kain-kain yang biasa yang terbuat dari aci yah, kalau bikin bahan dasarnya. Cat nya juga dari cat-cat seperti buat printing gituh. Kalau sekarang kebanyakan lukisannya agak-agak meningkat lah. Seperti yang dari kain kampas, bisa bikin sendiri dari hasil karya anak-anak Jelekong dibikin. Hingga sekarang, lukisan-lukisan itu banyak jenisnya. Ada yang dari kampas itu, bikin seperti kuda, yang seperti ikan koi, buah-buahan sejenis lukisan-lukisan paletan lah.”
“Khususnya buat peningkatan lukisan di Jelekong, kalau menurut saya itu sangat bagus yah. Sebab apa. . . .Hingga sekarang banyak anak-anak yang lagi sekolah, sekitar SMP-an. Bisa cari uang sendiri dari hasil karya lukisan. Itu juga untuk membiayai hasil sekolah sendiri. Apalagi, dia ada yang kuliah juga, masih melukis gituh. Bisa dihasil dari melukis.”
Ajang Suryana, pengumpul lukisan, “Dia yang dijualnya 68 misalnya yah. 25, sekarang kan sampai 35. Habis jualan, biasanya kasih makan anak-anak. Sedikit-sedikit bayar hutang kendaraan. Misalnya motor gituh, ada lebih nya kredit lah.”
Buktinya, bukan hanya di Indonesia, lukisan para seniman desa Jelekong ini telah dipasarkan di berbagai penjuru dunia. Seperti India, Arab Saudi, dan Malaysia. Para pelukis di desa Jelekong berhasil mengkolaborasikan cita rasa seni yang mereka miliki dengan industri bisnis yang mengikuti selera pasar.
Video:
Foto:
Sejarah Desa Jelekong |
Sejarah Desa Jelekong |
Sejarah Desa Jelekong |
Sejarah Desa Jelekong |
Sejarah Desa Jelekong |
Sejarah Desa Jelekong |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/