Membatik dengan Koas berbahan Rotan di Desa Setulang,
KalUtara
|
Pemirsa, desa Setulang di Kalimantan Utara selama ini dikenal sebagai desa wisata hutan hujan tropis. Selain flora dan fauna, desa setulang menyimpan kekayaan seni dan budaya, salah satunya adalah seni membatik. Keunikan seni membatik di desa setulang akan mengakhiri topik pada weekend edisi hari ini. Saya restu wulandari, sampai jumpa dan wassalam.
Viny & Made / Host
Masih jauh atau enggak sih.
“Sebentar lagi akan sampai. Desa Setulang sudah dekat kok.”
Ok
Dan halo pemirsa, pastinya bingung kan saya sedang berada dimana.
Kali ini saya sedang berada di desa wisata setulang di kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Kebetulan saya sudah bersama teman baru saya. Wow, dia cantik bukan. Beruntung sekali dia mau mengajak saya untuk keliling-keliling desa wisata Setulang.
Kenapa kita lihat kesehariannya masyarakat Indonesia ??
Pokoknya asik deh, seru banget. Juga akan menambah wawasan saya di bidang budaya. Waduh pastinya menyenangkan nih.
Keaneka ragaman seni dan budaya Indonesia memang selalu memiliki karakteristik tersendiri. Seperti halnya saya diajak oleh teman baru saya kini berkunjung ke desa setulang yang berlokasi di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Dimana saya mengujungi desa setulang menggunakan sampan kayu kecil menelusuri aliran sungai setulang di belakang rumah para pengrajin di desa setulang ini.
Ya pemirsa, akhirnya sampai juga nih. Ini desa wisata Setulang. Aku masih bersama teman ku yang cantik ini. Kita akan melihat proses pembatikan yang ada disini. . . .
Wow serunya. Ternyata saya diajak Vini untuk melihat proses kerajinan tangan batik khas desa Setulang.
Pemirsa, ya pada prinsipnya, proses kerajinan tangan pembuatan batik disini hampir sama dengan pembuatan batik yang pernah saya jumpai di nusantara, Indonesia. Yang membedakan dan menjadi unik buat saya pada proses pembatikan yang seharusnya dengan canting, para pengrajin disini menggunakan Koas kecil.
Halo Ibu, apa kabar ??
Kok dipanggil Ibu. Umurnya sama.
“Jadi dipanggil apa ??”
Kang mas. Aku dipanggilnya kang mas. Ini, kalau biasa di Sumatera atau Jawa mungkin kalau pengen pada saat membatik tulis itu, mereka menggunakan canting yah.
“Iya, nanti bisa doh kalau disini. Disini pakai rotan dan ini enggak dibeli. Ini dibuat oleh orang sini asli.”
Serius. Ibu, saya boleh lihat enggak ??
“Cara pembuatannya dipukul, oleh sebab itu ujungnya lancip.”
Ya ini merupakan salah satu tradisi yang ada juga di Kalimantan Utara, khususnya di kabupaten Malinau. Dalam proses membatiknya, dia tidak menggunakan canting. Tetapi lebih menggunakan kayu rotan.
Saya mau belajar sih Bu. Boleh enggak bu ??
“Boleh.”
Hasil kerajinan batik desa setulang biasanya dijual dengan kisaran harga 200 ribu, hingga jutaan rupiah. Tergantung motif dan tingkat kesulitan pada tahap membatik. Oh iya pemirsa, ternyata dengan adanya kegiatan membatik, selain melestarikan budaya dan seni daerah setulang, hal ini juga mampu meningkatkan perekonomian desa.
Seorang pria tuh mungkin, kayak masih agak emosional. Terus gitu yah, rasa emosinya tinggi, sabarnya kurang. Ya kan, mangkanya banyak pembatik di Indonesia ini umumnya dipelopori oleh kaum wanita.
Saleng wang, kepada desa Setulang, “Kita lebih ke motif budaya yah. Khas kita dayak tengah. Dalam arti bagaimana kita menyatukan dan mengangkat cara seni budaya kita dalam bentuk baju atau kain yang akan kita promosikan ke tempat lain kalau ada pengunjung yang datang ke desa ini.”
“Selain batik, kita kembangkan juga kerajinan tangan, seperti misalnya buatan topi yang akan digunakan untuk menari yah.”
Ada lagi produknya, selain batik ??
“Banyak banget, disini juga selain batik, kita bisa lihat seperti alat-alat tradisionalnya, banyak juga kerajinannya juga. Mari kita lihat, yuk.”
Dilokasi ini tak hanya membatik saja. Saya bisa melihat dan menjumpai kerajinan tangan khas adat setulang, seperti mandau, topi yang dihiasi pernak-pernik aneka warna dan gendongan bayi khas suku dayaknya juga ada loh disini. Dan yang pastinya, semua ini bisa dijadikan buah tangan pada saat kembali ke Ibu Kota, Jakarta.
Senang saya sudah bisa jalan-jalan disini, ditemani oleh Gadis cantik, teman baru saya, Vivi, ya kan. Terus saya dapat ini. Ini helm ini, kalau dijakarta bisa untuk naik motor kali.
Terima kasih sudah mau menemani saya jalan-jalan keliling di desa wisata, disini. Dan pemirsa, sepertinya saat saya undur diri.
Video:
Foto:
Membatik dengan Koas berbahan Rotan di Desa Setulang,
KalUtara
|
Membatik dengan Koas berbahan Rotan di Desa Setulang,
KalUtara
|
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/