Yasir Den Haas, Pak Yan Partawijya dan Ibunda Anita Rachman di Everlasting
Young (3)
|
“Sakura” Dipopulerkan: Rossa
Raditya Dika, host
Baiklah kita kembali lagi di everlasting young. Nah sesuai janji saya tadi akan ada satu lagi tamu yang hadir di acara ini. Beliau ini mantan penyiar berita yang punya suara bariton yang khas. Kita langsung sambut saja, beliau adalah bos nya Pak Yan.
Kita langsung sambut, bapak Yasir Den Has.
Halo Pak Yasir
“Halo juga.”
“Assalamualaikum”
Mualaikum salam.
Itu, rahasianya apa sih Pak ?? Pak Yasir ini khas banget loh suaranya. Begitu berat dan berwibawa. Gimana caranya, Pak ??
Yasir Den Has dikenal sebagai penyiar dengan karakter suara bariton
“Saya kira itu berkah dari Allah SWT.”
Jadi memang sudah jalannya.
Kiat Sukses Menjadi Presenter Profesional. Kiprahnya sudah 50 tahun dan ini bukunya.
Ini, kapan terbitnya Pak ??
Yasir Den Has, mantan penyiar berita (74 Tahun), “Ya sudah hampir 6 bulan lebih lah.”
Oh 6 bulan lebih. Jadi baru-baru ini ya ??
“Iya.”
Dalam rangka apa bapak menulis buku ini, setelah sekian lama ??
“Saya cuma ingin menularkan apa yang saya punya gituh. Apa yang saya miliki. Ilmu yang saya miliki, experience yang saya miliki, skill yang saya miliki, saya tulis dalam buku ini.”
Luar Biasa.
Mari kita lihat cuplikan dari Pak Yasir Den Has berikut ini.
Related post:
Kiat Sukses menjadi Presenter Profesional, ditulis oleh Pak Yasir Den Has
Presiden Soeharto didampingi Pangab, Jenderal LB Moerdani, kepala staf angkatan laut, Laksamana Romli dan Pangdam 5 Jaya.
Yasir Den Has, penyiar berita era 80’an ini mengawali karirnya sebagai penyiar radio di radio Angkatan Udara Republik Indonesia. Pak Yasir panggilan akrabnya, memang memiliki suara khas yang sangat diingat oleh para pecinta berita kala itu.
Usai 22 tahun berkarir, Pak Yasir tak meninggalkan dunia penyiaran begitu saja. Ia masih aktif mengisi beberapa seminar untuk berbagi ilmu dunia penyiaran dan juga membuat buku tentang kiat menjadi prisata.
Wah, hayo siapa yang ingin jadi presenter ?? Yuk kita belajar dari Pak Yasir
Luar biasa yah. Luar biasa sekali.
Nah pernah enggak sih, ada pengalaman pas salah baca saat siaran atau misalnya nahan ketawa gituh. Coba reporternya ngapain gituh
Dan dulu kan, rezimnya itu rezim yang sangat ketat dengan segala sesuatu yang tidak boleh salah, di media umum apalagi Pak. Menurut Pak Yasir, bagaimana ??
Yasir Den Has, mantan penyiar berita (74 Tahun), “Kalau salah sih enggak yah. Cuma yang salah itu justru kameramennya. Jadi pada waktu kita baca, si cameramen itu meninggalkan studio. Saya enggak tau dia urusannya apa, keluar gituh.”
Ini lagi live nih ?? “Lagi live. Berita semua itu kan live.”
“Nah, begitu dia keluar, tau-tau kepala saya tinggal separo gituh.”
Ha ha ha ha
Itu lagi live ??
Jadi kamera itu geser gituh maksudnya.
Bapak taunya dari mana ??
“Rupanya belum di lock sama dia.”
Oh enggak dikunci
Karir Yasir Den Has di dunia broadcasting berawal dari penyiar & reporter radio Angkatan Udara Republik Indonesia pada tahun 1964
“Jadi tinggal separo aja nih.”
Terus bapak baca berita sambil ginih. . . .Enggak ??
Terus bapak gimana dong ??
“Ya, saya biasa aja. Saya baca aja terus.”
“Emang gue pikirin.”
Iya, iya
Berarti yang salah bukan bapak.
Itu tapi, ditegur sama produsernya ??
“Justru direktur yang negur. Telpon langsung.”
“Dia lari-lari. Dia masuk studio, dia lock.”
Wah parah banget.
Pada jaman itu lagi.
Pak Yan, gimana pengalamannya ??
Yan Partawijaya, mantan penyiar berita (62 tahun), “Saya sih sebenarnya kesalahan. Kebanyakan bukan di pihak penyiar, tetapi di dalam kondisi dan situasi yang ada. Yaitu, sekarang ini anda-anda baca telekonter kan begitu nikmat yah. Jelas sekali gituh. Dan itu didepan kamera. Jadi betul-betul kita melihat kameranya.”
“Nah, dulu itu diketik dengan mesin IBM.”
Komputer jaman dulu lah
“Iya, tapi huruf yang terbesar.”
“Kemudian disambung-sambung pakai silotip.”
“Kemudian ditaruh di sebelahnya kamera. Baru diputer.”
“Itu kita bacain tuh.”
“Nah anda bisa bayangkan kalau seandainya salah, nyambung. Itu yang berbahaya buat kita.”
Pernah enggak ??
“Kejadian. Tapi kita balik lagi ke naskah. Kan kita punya naskah.”
“Ada plan B nya lah.”
Selepas dari dunia pertelevisian, Yan Partawijaya masih aktif bergerak di bidang Filantropi
Luar biasa ya, seru banget.
Pada nyesel kayaknya, enggak lahir di jaman kita.
Soalnya jaman kita tuh, wah duh, dunia dalam berita tuh legenda banget.
TV tabung. TV nya masih tabung.
Jadi banyak hal, mungkin kalau dulu kita anggap biasa aja. Sekarang kita jadi kangen lagi.
Apalagi hari ini udah ketemu sama beliau-beliau.
Betul sekali
Tepuk tangan dong sekali lagi.
Nah, pemirsa kita masih akan seru-seruan. Tapi setelah jeda iklan berikut. Tetapi di everlasting young.
Video:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/