Anda masih di Everlasting Young.
Denger-denger Ibu Anita ini hobi menyanyi, betul ??
“Tidak sama sekali.”
“Saya suka musik, tetapi bukan sebagai penyanyi.”
Iya, tapi sebagai pemain drum ??
Saya enggak tau. Kan enggak nyanyi, tapi yang lain.
Tapi Ibu bagaimana ?? Kecintaannya kepada music itu disalurkan dengan cara apa ??
Anita Rachman, mantan penyiar berita (73 tahun), “Waktu remaja dulu, sejak remaja dulu, musik klasik merupakan apa yah. Wawasan pengetahuan umum yang harus saya kuasai. Musikologi dan itu amat berguna ketika saya masuk ke televisi dan ditugasi untuk membawakan acara-acara music. Apalagi klasik, orchestra, dan sebagainya.”
Ya. Jadi itu ada hubungan dengan pekerjaan Ibu yah ??
Itu membantu yah ??
Untuk membuat tenang kah, sebelum lagi live gituh ?? Sambil dengerin music. Suka gitu enggak ??
“Ah enggak. Saya seperti halnya anda. Sebenarnya saya tukang bercanda.”
“Yah, teman saya Rusdi Saleh selalu mengancam saya kalau saya berpartner dengan dia.”
“Nit, awal elo yah kalau bencandaan melulu.”
Ha ha ha ha
Nah, ini apa ini Bu. Ada disebelah kita nih
“Pak Rinto Harahap.”
Apa ini ?? Kenapa ada kasetnya Rinto Harahap dan apa hubungannya sama Ibu ??
Anita Rahman sempat memasuki dunia rekaman sebagai pembaca puisi yang mengisi album-album kompilasi 80’an.
Anita Rachman, mantan penyiar berita (73 tahun), “Saya juga katakanlah semacam artis rekaman. Jadi memberikan pengantar puisi pada banyak lagu-lagu pop.”
“Yang semacam ini ada 51 album.”
Jadi Ibu banyak sekali membuat pengantar puisi
“Untuk lagu-lagu, biografi, semacam ini juga ada.”
Kalau enggak salah Ibu Anita pernah bikin lirik untuk tim song PON ke 12.
“Iya.”
Nah, boleh atau enggak Bu di. Kalau misalnya kita denger sedikit gituh penggalan liriknya dari PON yang ke 12 itu. Lagu tim song
Puisi-puisi karya Anita, beberapa menjadi lirik lagu yang popular di masanya
“Derapkanlah Langkahmu” adalah judul lagu untuk sosialisasi PON XII Tahun 1989
Anita Rachman, mantan penyiar berita (73 tahun), “Derapkanlah Langkahmu. Mari kita berpacu. Buktikanlah dirimu. Jadilah nomor satu.”
Membangkitkan semangat sekali yah. Berirama dengan Indah ya.
Nah ini bukunya tentang Buku Teknik dan Profesi TV presenter. Ini, ibu yang menulis sendiri juga yah ??
Jadi buku panduan untuk banyak sekali
Diakhir karirnya, Anita menulis buku “Teknik & Etik profesi TV Presenter” untuk membagi wawasan & pengalamannya dalam dunia broadcasting
Anita Rachman, mantan penyiar berita (73 tahun), “Ini teks book. Dan ini saya tulis untuk mengakhiri masa karier saya. Jadi semacam legasi untuk generasi muda.”
Sehingga ada penerus-penerus Ibu juga sama kerennya nanti.
Luar Biasa.
Nah Ibot dan semua teman-teman di studio. Selain Ibu Anita, saya juga akan mengundang penyiar berita jaman dahulu yang juga eksis di masanya. Beliau telah meniti karir selama lebih dari 30 tahun dan kini sibuk berkegiatan sosial.
Temannya Ibu Anita dong, kalau begitu.
Kak senior atau adik junior ini Bu.
“Yang mana dulu. Yang mana dulu.”
“Yang satu senior, yang satu yunior.”
Ini yang mana yang kita undang sekarang.
Kita Tanya aja langsung sama beliau. Kita panggilkan Bapak Yan Parta Wijaya.
Halo Pak Yan
“Halo Juga.”
Selamat datang di ever lasting young. Ini kehormatan sekali buat kita kedatangan Pak Yan hari ini.
Nah, tadi nih. Kalau Pak Yan, senior atau junior Bu ??
Anita Rachman, mantan penyiar berita (73 tahun), “Kalau dari umur, jelas dia adinda.”
“Yunior.”
Sebelum kita mengenal sosok Pak Yan Parta Wijaya. Lebih lanjut kita saksikan cuplikan berikut ini
Bagi kalian anak muda, mungkin tak pernah mengenal sosok hebat berikut ini. Tapi jika bertanya kepada orang tua kalian, di jamin mereka pasti kenal. Nah, sosok bapak yang masih terlihat bugar ini adalah Yan Parta Wijaya. Penyiar berita TV pertama di Indonesia era 80’an. Profesi sebagai penyiar dimulai sejak tahun 1981. Usaha menikmati asam garam dunia penyiaran berita selama lebih dari 30 tahun, Pak Yan kini sibuk jadi direktur sebuah perusahaan. Lantas apa saja kegiatan Pak Yan ketika pensiun dari dunia penyiaran berita. Mari kita cari tahu
Gue masih inget loh, nonton dunia dalam berita loh. Tapi Pak Yan waktu masih kecil, sosoknya di pikiran saya, Pak Yan kayaknya galak banget gituh.
Dengan kumis dan tegak gituh, Pak. Kalau baca berita.
Ternyata orangnya santai. Banyak yang bilang gitu, enggak ?? Pak Yan aslinya beda deh gitu
Yan Partawijaya, mantan penyiar berita (62 tahun), “Tadi kan Ibu Anita bilang bahwa di TVRI itu betul-betul formal. Iya kan. Kita enggak bisa bergaya-gaya apapun. Duduk juga harus diam terus, gitu kan. Tangan juga enggak boleh bergerak. Jadi ya, betul-betul, mungkin orang menyangka wah, orangnya galak banget. Padahal ya, biasa-biasa aja gituh loh.”
Tapi ada yang ngomong dong ??
“Ada.”
Nah Pak Yan sebelum terjun ke TV, awal mula karir nya sebagai penyiar, betul Pak ??
“Betul.”
Di radio mana ??
“Radio SK = Suara Kejayaan.”
Yan Partawijya sebelum terjun ke dunia pertelevisian, dikenal sebagai penyiar radio swasta suara kejayaan (Radio SK).
Waduh. Saya sering denger dulu tuh.
Komedian dong Pak ??
Iya, berarti bisa ngelucu dong Pak ??
Tantangannya gimana Pak ?? Dulu ketika di Radio dan Televisi, tantangannya gimana Pak ??
Yan Partawijaya, mantan penyiar berita (62 tahun), “Kalau menurut pandangan saya ada 2 hal, kalau kita mau meningkat dari radio ke televisi. Di radio itu kita dihadapkan kepada suatu masalah yaitu, yang kita sebut demam mike.”
Demam mike ??
“Ya, di radio.”
“Nah, beda dengan di TV. Di TV juga begitu. Pada waktu kamera belum nyala merah, kita itu menganggap waduh, enak banget, santai. Tapi pada waktu on, mau ngomong apa nih. A. .a..a..a..”
Sampai begitu-begitu.
Saya denger Pak Yan itu dipercaya untuk membaca di TV itu. Karena waktu itu pernah membuat laporan olahraga mengenai bowling. Itu bagaimana Pak, ceritanya ??
“Waktu itu ada Pekan Olahraga Nasional, PON. Nah kemudian pada waktu saya mau meliput berita itu, begitu kan. Saya mau bicara pada cameramen. Eh, gua kepengen tampil nih. Gimana dong ??”
“Elo punya ide atau enggak ??”
“Punya sih.”
“Elo pura-pura ngelempar bola bowling, kemudian gua baru laporan.”
Keinginan awalnya adalah agar para penggemarnya di radio dapat mengenali Yan ketika di layar kaca
“Saudara, kami berada di Taman Mini Indonesia Indah. Maksudnya gitu kan.”
“Jadi teman-teman sewaktu melihat saya begitu, mereka ngomong, “Emang boleh, Yan ??”
“Ya gue enggak tau. Gue begitu aja.”
“Akhirnya semuanya ikut. Yang main billiard, Saudara.”
Raditya Dika, host
Masih ada lagi nih nara sumber yang akan hadir mala mini. Beliau juga penyiar favorit yang jaman dulu punya suara khas.
Siapa dia ??
Tetap di everlasting young.
Video:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/