Karena kita disini sudah mengundang 3 pembawa berita, maka ada baiknya kita memberikan mereka pengetahuan seputar pembawa acara berita tuh kayak gimana.
Ya enggak Bob.
Betul sekali.
Kita sekalian aja bernostalgia nonton berita. Kita stel aja ini langsung
Yan Partawijaya, mantan penyiar berita (62 tahun)
Selamat malam. Sebuah berita datang dari daerah di pinggir Jakarta. Tepatnya dari kota Tangerang. Seorang pria yang bernama tidak lazim datang ke Pengadilan Negeri Tangerang untuk mengganti namanya.
Akhir april lalu, pria yang bernama kentut telah disahkan oleh pengadilan untuk mengganti namanya menjadi Insan Hadi. Tidak diketahui motivasi ke dua orang tuanya, hingga ia mendapat nama tersebut. Meski nama pemberian orang tua adalah doa, karena kerap kali diejek, pria yang profesi sebagai penjual mie ini akhirnya memutuskan mengganti nama pemberian orang tuanya tersebut.
Pelajaran yang dapat kita petik dari berita ini adalah.
Meski seseorang memiliki nama yang tak lazim, ada baiknya masyarakat tidak meledek pemilik nama.
Luar biasa Pak Yan. Padahal beritanya aneh ya dan memang terjadi ada
Tetapi dibawakannya dengan tetap
Iya, dengan sangat professional.
Ada berita apa lagi sekarang yah.
Coba kita ganti
Yasir Den Has, mantan penyiar berita (74 Tahun)
Pemirsa. Tadi pagi telah terjadi demo besar-besaran di kawasan kota. Dilaporkan ribuan massa yang memadati jalanan telah mengakibatkan kemacetan panjang sepanjang jalan utama sehingga mengakibatkan lalu lintas di alihkan untuk sementara.
Diketahui, massa penyebab demo kali ini adalah para anak-anak muda tanggung yang meminta kenaikan uang jajan. Para minials, demikian mereka menyebut dirinya menyatakan bahwa uang jajan mereka saat ini terpantau tidak mencukupi gaya hidup mereka yang suka nongkrong dan pamer segala sesuatu di Instagram. Mereka menuntut agar kaum orang tua memberikan uang jajan berwarna merah muda agar mereka dapat insta story di warung atau café yang cukup instagramable.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui apakah terjadi kesepakatan antara demonstran dan kaum orang tua yang mereka tuntut. Semoga kedua pihak bisa saling menahan diri, sehingga tidak terjadi kerusuhan yang mendatangkan korban.
Anita Rachman, mantan penyiar berita (73 tahun), “Itu namanya news delivery style.”
Kok bisa kita tetap enggak berasa kalau Pak Yasir baca yah ??
“Ya karena kita masih ngelihat kamera.”
Bingung deh gue. Kapan harus baca, kapan harus lihat gituh ??
“Suka-suka gue dong.”
Ya ya ya. Luar biasa loh.
Sekarang kita coba.
Masa, Pak Yasir bisa, kita enggak bisa.
Masa, Pak Yan bisa, kita enggak bisa.
Saatnya kita menjadi pembaca dunia dalam berita.
. . . . .. . . .
. . . . . .. . .
Tidak semudah itu ternyata membawakan berita supaya orang lain bisa mengerti. Dengan intonasi, mana yang harus berhenti. Mana yang harus lancar. Kayak gitu tuh tidak semudah itu. Kayaknya kita tadi semuanya datar aja ya semuanya ya.
Apalagi membuat informasi yang. Kita menyampaikan tadi juga netral yah. Apakah kita heran sama beritanya yah. Itu ternyata juga susah.
Oke kita belajar banyak sekali hari ini. Kita mendapatkan ilmu-ilmu yang luar biasa dari tamu-tamu kita.
Masih ada keseruan lainnya. Jadi jangan kemana-mana, karena setelah ini kita akan bermain games.
Tetap di Everlasting Young.
Video:
(4) Yasir Den Haas, Pak Yan Partawijya dan Ibunda Anita Rachman
di Everlasting Young
|
(4) Yasir Den Haas, Pak Yan Partawijya dan Ibunda Anita Rachman
di Everlasting Young
|
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/