Kita akan mulai dengan informasi
terkait informasi dari limbah. Berbekal kreatifitas, seorang pemuda di gunung
kidul membuat miniatur bus dari barang bekas. Saking miripnya dengan bus asli,
pemilik perusahaan autobus berminat dengan hasil karyanya. Melihat jajaran
miniatur bus ini seakan pemandangan yang ada di terminal. Tapi bukan, ini bukan
terminal.
Ini adalah jajaran karya Wahyu Resa Restanto,
seorang pemuda asal Gunung Kidul, Yogyakarta. Berawal dari kegemarannya pada
model transportasi bus, Resa mulai berkreasi membuat miniatur bus. Hebatnya
lagi miniatur ini dibuat dengan memanfaatkan barang bekas. Cara membuatnya
cukup rumit. Pertama-tama, pola bus digambar pada lembaran akrilik, lalu
dipotong, dan dirakit. Setelah terbentuk badan miniatur dilakukan pengecatan
sesuai dengan warna bus asli lainnya.
“Sekarang menggunakan cara beli baru
sama bahan-bahan bekas yang dicari. Untuk bahan utamanya, menggunakan akrilik,
terus melamin, sama bahan-bahan, kayu-kayu sisa-sisa itu, ” jelas Pak Wahyu
kepada Metro TV.
Seluruh proses ini dilakukan dengan
teliti, terutama bagian interior. Lantai, jok, hingga kemudi bus dibuat semirip
mungking dari bahan karet dan kayu triplek. Setelah rangka bus jadi dan selesai
di cat, tidak lupa Resa menambah asesoris bus, berupa lampu di bagian
eksterior, dan juga interior. Bukan hanya lampu sebagai aksentuasi, namun lampu
ini bisa menyala, untuk dayanya ia menggunakan baterai telpon genggam bekas.
Untuk membuat 1 miniatur bis seperti
ini diperlukan waktu 10 hari. Karena kemiripannya miniatur bus, karya pria
berusia 22 tahun ini diburu kolektor penggemar miniatur bus. Urainya, “Kalau
untuk peminatnya, kebanyakan, dari penghobi mini bus itu sendiri. Karena
awalnya, hobi bis, pengen punya koleksi replika atau miniatur.”
1 unit miniatur dijual mulai dari
Rp. 1,5 juta hingga Rp. 2,3 juta, sesuai bentuk dan detail bus. Pembeli pun
harus rela menunggu, karena orderan miniatur semakin banyak. Febri, Penggemar
Miniatur Bus sempat menguraikan pandangannya tentang karya Pak Resa, “Dilihat
dari detailnya, ini sangat seperti bus itu sendiri dan dilihat dari kerajinan
miniatur ini, menunjukkan bahwa hasil produksi ini lebih detail dan seperti bis
aslinya itu sendiri.”
Lewat ketelitian dan ketekunannya,
Resa membuktikan bahwa kreatifitas bisa menghasilkan karya yang diakui. Dari
Gunung Kidul, Yogyakarta. Erwin Hidayat, Metro TV.
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/