Burung lincah nan rupawan, yang
belum jua sepi penggemar. Kenari, memang terus diperbincangkan. Tidak hanya
oleh mereka yang butuh peliharaan, atau penggila kontes burung kicauan.
Karenanya wajar bila bisnis burung kenari sampai kini masih menjadi lahan basah
untuk menanam rupiah.
Seperti yang dilakukan Wiga M
Anugerah, Ibu rumah tangga asal Bandung, Jawa Barat yang membuka usaha bernama
Rumah Kenari pada 7 tahun silam.
Pemirsa, dibelakang saya ini, saya
sedang memegang burung kenari atau yang biasa disebut red intensif. Dan saat ini
para penghobi burung mulai menyukai burung-burung kenari ini. Dan saat ini,
saya sedang berada di tempat pembudidayaan burung kenari yang ada di Bandung,
Jawa Barat.
Nanti saya akan mengajak anda untuk melihat langsung, tentang
bagaimana sih proses pembudidayaan burung kenari dari awal hingga burung-burung
ini siap dijual, dan katanya sih harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Bersama Yeni Yusra, inilah jendela
usaha.
Usaha jual beli burung kenari milik
wiga ini terbilang lumayan untuk menebalkan dompet. Karena tiap bulannya laba
yang diraup Wiga tidak pernah kurang dari. 50 juta rupiah. Itu pun sampai saat
ini Wiga mengaku masih kewalahan menghadapi banjirnya pembeli.
Ya, sebuah bisnis menarik. Usaha
yang harus saya ulik.
Selamat siang Mbak.
Ini peternakan Kenari Merah. Kenari
merah ini adalah hasil silangan.
Kita menyilang sendiri. Itu hasil silangan
Kenari import dan kenari lokal.
Proses persilangan itu sendiri,
apakah bibit jantannya itu dari impor atau Indonesia sendiri ada bibit jantan
yang berkualitas juga.
Kalau saya disini menyilangnya
jantannya dari impor. Awalnya Yokser sama lankesir dengan betina yang lokal.
Nah, silang lagi, silang lagi, silang lagi. . .Sehingga menghasilkan yang jenis
warna merah.
Peminatnya sangat banyak, untuk diternakan
lagi, untuk di lombakan, juga hobi untuk dirumah.
Selain warna yang indah. Suaranya
juga bagus, volume suara, warna yang sangat merah, posturnya yang sangat bagus,
suara kenceng juga, apalagi kalau dilatih, suara lebih bagus.
Bagaimana sih ?? Cara Pengembangan
burung kenari, mulai dari penyilangan, sampai kenari siap jual
Pemiliharaannya sangat gampang
sekali. Setiap hari kami ngasih makan, membersihkan kandang.
Untuk menghasilkan telur kenari
berkualitas, indukan harus dikawin silangkan satu sama lain. Setiap ekor burung
kenari memiliki pasangan sendiri-sendiri.
Proses perkawingannya, setelah
kawin, 1 minggu atau 1 bulan, mereka akan bertelur. Antara 2 – 5 telur setiap
hari bertelur, tergantung dengan cuaca juga. Cuaca sedang bagus, mereka akan terus
bertelur.
Setelah 14 hari di keram, telur akan
menetas.
Untuk usia yang baru menetas. Bukan
kita yang memberikan makanannya, jadi induknya sendiri yang memberi pakan. Jadi
induknya, kita memberikan pakan, agar induknya memberi makanan kepada para anakan.
Setelah menetas dan memasuki usia 2
hari, induk masih memberikan makanan ke anak-anak kenari.
Ketika berusia 2 pekan, kaki anakan
ini lalu diberikan cincin atau ring. Cincin berfungsi sebagai penanda bahwa
anak kenari ini belum bisa terbang.
Yang sudah bisa makan sendiri, usia
1 bulanan.
Menginjak usia 1 tahun, bulu burung
kenari memasuki warna merah.
7 sampai 8 bulan, sudah bisa
produksi dan dikawinkan.
Betina bisa produktif per 40 hari
sekali.
Karena pemberian makanan gizinya
cukup bagus. Jadi, Jantan dan Betina berusia 2 -3 tahun, bahkan 5 – 6 tahun,
indukan masih produksi.
Untuk harga rata-rata Rp. 500 ribu
hingga 5 juta. Dengan banyaknya penghobi burung kenari, keuntungan yang dapat
di raih oleh Wiga tidak sedikit.
Kebanyakan permintaan dari luar pulau.
Yang terjual 40 sampai 50 ekor per bulan. Pendapatannya Rp. 40 juta an per
bulan. Makanan untuk kenari, biayanya Rp. 2 juta an per bulan.
Supaya Rumah Tangga tetap berjalan,
tapi bisnis burung tetap jalan.
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/