Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
Aksi bocah berjalan meniti jembatan bambu dengan tangan ini bukan sedang berakrobat. Ia berjalan menggunakan tangan sambil merangkak karena keterbatasan fisik pada kedua kakinya.
Namanya Muklis Abdul Kholik atau biasa dipanggil Adul, siswa kelas 3 SDN 10 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Meski dengan keterbatasan fisik, Adul memiliki semangat tinggi berangkat ke sekolah dengan cara merangkak. Bukan suatu upaya mudah karena adul harus melewati jalanan terjal dan berbukit sejauh 3 kilometer.
Tak hanya gigih bersekolah, besar dengan kasih sayang dan dorongan semangat orang tua asuh Dadan dan Pipin membuat Adul tidak merasa rendah diri dengan kondisinya. Adul dengan percaya diri bergaul seperti biasa dengan anak-anak seumurannya. Hal inilah yang mungkin membuat teman-temannya tidak merasa Adul berbeda dengan mereka.
Bocah di fabel yang bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran ini telah menginspirasi lingkungan sekitar serta Siapapun yang membaca ataupun melihat kisah serta video Adul yang telah Viral. Kini Adul juga punya keinginan lain yaitu berjumpa dan bersalaman dengan Presiden Joko Widodo.
- - - - - - - - - - - - - - -
Jujur Terharu ya melihat bagaimana giginya sosok Adul. Kelas 3 SD ini begitu gigih dan juga semangat untuk bersekolah dengan keterbatasan fisik ini Adul merangkak melewati tadi kan jalannya begitu terjal, berbukit, menyeberangi jembatan bambu.
Tetapi gaya, begitu jalan sedikit, dia handstand. Waduh ini Adul luar biasa sekali semangat. Apa lagi masuk ke musim penghujan, iya enggak sih seberapa licinnya di Citayam, bukit-bukit terjal untuk sampai ke sekolahnya.
Nah ini dia sudah ada Adul dan juga sudah ada Ibu Pipin, Ibu Euis. Hari ini udah ada wali kelas dan juga ibunya Adul yang hari ini nemenin.
Yang ini Ibunya Adul yang tadi di video selalu nemenin Adul. Ini, Ibu gurunya. Ya ibu, wali kelas ya ??
“Iya.”
Bu, pengen tahu, ceritain sama yang nonton kita pagi hari ini di Kompas TV. Kenapa Adul begitu semangat sekolah kenapa ??
“Adul pengen kayak orang-orang, katanya.”
Emang orang-orang. Gini, Adul itu kalau tiap hari ngeliat teman-teman gitu pada berangkat ke sekolah, jadi kepengen sekolah. Gitu ya ??
“Iya.”
Pelajaran apa yang paling disuka di sekolah ??
“PKn, Bahasa Indonesia, sama Bahasa Sunda.”
Benar enggak sih, kalau misalkan dari wali kelas kan, memang semangat sekali Adul ??
“Semangat sekali, periang.”
Enggak mengeluh, kan capek. 3 kilo kita kan kalau jalan lumayan capek. Dia enggak pernah kalau berangkat sekolah terus ngantuk ??
“Enggak ada. Merasa keluh enggak ada. Dia tidak pernah mengeluh di kelas.”
1 Bu, saya penasaran sama sekolah Ibu. SDN 10 Cibadak, Sukabumi.
Banyak sekolah kan yang ragu-ragu Bu. Gimana harus mengajar anak yang difabel seperti Adul. Kenapa sekolah Ibu memutuskan menerima ?? Gimana kepala sekolah dan lain-lain pada awalnya ??
“Awalnya orang tuanya ke kepala sekolah, dia datang. Kata kepala sekolah, ya diterima.”
“Saya pernah bertanya. Pak, Adul kan ini mempunyai riwayat keterbatasan fisik.”
“Ah kita Jangan melihat dari postur tubuhnya katanya. Pokoknya ke depannya lihat bagaimana dia bisa mengikuti seperti anak yang lainnya.”
“Ternyata setelah dibuktikan masuk di kelas 1, Alhamdulillah dia bisa mengikuti. Naik ke kelas 2.”
“Bahkan di kelas 1, katanya dia dapat rangking, masuk 5 besar.”
Wow hebat banget Dan sekarang Ibu, wali kelasnya. Dia aktif atau ??
“Aktif.”
Nanya atau ??
“Kalau saya misalnya pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran membaca pemahaman, saya tanya misalnya, Dul apa sih judul bacaan tadi ??”
“Dia menjawab dengan lantang”
“Kemudian saya tanya lagi. Ada berapa paragraf bacaan diatas ??”
“Lima, jawabnya gituh. Kadang-kadang saya juga Lima, Iya gituh. Nyambung pak.”
"Tidak ada masalah dalam materi pelajaran”
Ibu, kalau di sekolah kayak gitu Adul enggak, temen-temen yang lain kan saya Om Bayu ama Tante Dita bilangnya, mereka kan.
Habis Adul mudah sekali
Adul, kan teman-teman, kita menyebutnya nggak difabel Ya. Normal gitu. Adul nggak pernah minder, sedih, nggak ya. Adul kalau istirahat gitu, main ikut main. Main apa biasanya ??
“Main kucing-kucingan. Yang paling aktif kucing-kucingan.”
Kalau olahraga ?? Sama bapak dan ibu guru, olah raga apa yang Adul suka ??
“Push Up.” Katanya ikut ekskul di sekolah, benar ya. Ekskulnya apa tuh, ikutnya ??
“Pramuka.”
Sejak kapan pun bisa push up ??
“Dari Paud udah bisa.”
Adul kalau berangkat pagi, itu jam berapa sekolahnya ??
“Jam 6.”
Itu gimana sih kesehariannya Adul tiap hari ??
Pipin, ibunda Adul
“Dia jam 5 udah bangun. Terus udah mandi, sarapan, udah gitu dia pakai baju, pakai seragam. Jam 6 jalan.
Itu Mandiri aja ??
“Dia Mandiri, dia sendiri aja gitu. Pakai baju sendiri, pakai kaos kaki sendiri, bahkan nyiapin buku, semua dia sendiri.”
Oke Dul, pernah nggak dalam satu hari gitu ya musim hujan, becek. Cerita dong, pernah ??
“Sering.”
Selagi dijalan, JATUH, Pernah ??
“Enggak pernah.”
Wah hebat
Jadi benar-benar hati-hati, karena udah sering juga yah lewat situ.
Nah Ibu, saya jadi penasaran. Pertanyaannya nih. Kenapa sih kalau Adul ini enggak diantar, begitu bu, dari rumah ke sekolah. Kan jaraknya cukup jauh ??
Tadinya sampai 5 kilo ya bu ya
“Iya, tadinya sampai 5 kilo. Kan gini, kalau ibu misalnya lagi repot di rumah, ini dia enggak dianter. Kalau misalnya agak senggang di rumah, lagi enggak sakit, dia dianter. Dianternya, dia jalan sendiri.”
“Di jalan itu kan ada motor, ada mobil, takutnya dia ngapa-ngapa.”
Tapi sempat di gendong yah, waktu dulu ??
“Waktu dia Paud, dia digendong. Waktu kelas 1 SD, dia digendong, masih digendong. Udah kelas dua SD, dia udah nggak mau digendong. Bu, aku mau jalan aja. Kan Adul kasihan sama ibu.”
Kamu yang bilang sendiri tadi sama ibu ??
“Iya.”
Wah, baik sekali. Luar biasa.
Ibu ini enggak ada, dianter sama kendaraan biar lebih cepat ??
“Ibu enggak punya kendaran apa-apa.”
Tapi Adul tetap pengen sekolah. Jalan kaki. . . .jalan kaki deh, gitu Dul ya ??
“Iya.”
“Semangat Adul itu, jadi dia nyemangati sama Mamahnya, ibunya.”
Tepuk tangan nih buat Adul
“Semangatnya lagi Pak.”
“Meskipun hujan deras, apapun dia tetap jalan.”
“Kecuali dia sakit.”
Dia kalau hujan deras, mohon maaf nih, bawa payung, dipayungin ibu ??
“Iya.”
Dan pernah kejadian itu yah ??
“Iya.”
Iya lah, Sukabumi.
“Apalagi sekarang lagi musim hujan. Sampai sore.”
Ada enggak si Ibu yang Ibu ajarkan sedemikian rupa. Adul punya 3 kakak yah. Sudah besar-besar. Apa yang akan ibu bilang kepada Adul, sampai Adul. Saya semangat, dari seorang Ibu ke anaknya gituh ??
“Kalau ibu itu kan, ya walau anaknya cacat seperti ini, sejak lahir. Tapi Ibunya itu jangan sampai kayak ibunya, enggak bisa apa-apa. Jadi anaknya walau cacat seperti ini pengen anaknya itu, Adul ini supaya ke depannya itu yah, lebih baik lagi. Gituh.”
“Kan melihat Adul seperti ini, kerjanya nanti kalau udah besar, dia udah dewasa, mau kerja apa kalau anak seperti ini, gituh. Jadi pengen sekolah, sekolah, sekolah.”
Dan Adul pengen sekolah terus. Supaya pinter gitu yah Dul. Apa Dul cita-citanya, kamu pengen jadi apa ??
“Pemadam Kebakaran.”
Kenapa pengen pemadam kebakaran ??
“Mau menolong orang-orang yang terkena musibah.”
Aduh, Adul. Hebat yah.
Oke, Adul pasti punya keinginan-keinginan lain selain cita-cita tadi. Benar enggak ?
“Benar.”
Termasuk jalan-jalan ke Jakarta ini katanya pengen ketemu seseorang. Benar enggak ??
“Benar.”
Kira-kira siapa itu Dul ??
Kita istirahat dulu, habis itu kita ngobrol-ngobrol lagi. Bersama Adul, Ibunya Adul, sama wali kelasnya Adul.
Jangan kemana-mana. Tetap bersama kami di Sapa Indonesia.
Video:
Foto:
Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
Kenapa Adul Memiliki Cita-Cita Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran ?? |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/