Jika Bali memiliki kampung seni di Ubud, maka Bandung memiliki kampung Jelekong. Dari kampung ini, lukisan-lukisan bernilai seni tinggi dihasilkan. Selain lukisan, kampung Jelekong juga dikenal dengan karya wayang goleknya.
Kalau di Bali ada daerah Ubud. Nah ! di Bandung Selatan Jawa Barat ada kampung Jelekong. Masyarakat disini rata-rata berprofesi sebagai pelukis sejak kecil. Bagi mereka melukis sudah menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari. Biar begitu, lukisan yang ada tetap memiliki ciri khas.
Kemampuan yang telah dimiliki secara turun temurun ini selalu menjadi modal utama untuk menghasilkan ide dan karya yang orisinil. Karena itu, kampung Jelekong dikenal sebagai sentral lukisan terbesar di Bandung. Masalah harga, ooo. . .oo o o semua bisa diatur.
Anda bisa mendapatkan lukisan dengan harga selangit ataupun lukisan dengan harga yang bersahabat. Mulai dari 200 hingga 300 ratus ribu rupiah saja. Tak usaha khawatir untuk mendapatkan lukisan yang sama. Karena masing-masing pelukis hanya membuat 1 lukisan dari 1 konsep saja. Ini hebatnya.
Mangkanya jangan heran kalau lukisan Jelekong sudah lebih dahulu melanglang buana hingga ke luar pulau Jawa, dibandingkan para pembuatnya.
Selain lukisan, kampung Jelekong juga terkenal sebagai sarangnya pembuat wayang golek. Kesenian khas Jawa Barat ini sebenarnya pengembangan seni wayang kulit yang lebih dulu ada. Golek, dalam bahasa Indonesia artinya boneka. Tapi golek bukan boneka sembarangan. Setiap bentuk mewakili karakter khusus. Itu sebabnya, satu karakter tidak boleh dibuat asal-asalan.
Rata-rata golek dibuat oleh kayu albasia. Kayu ini dipilih karena mudah diukir dan ringan bobotnya. Ini penting, agar sang dalang tidak cepat lelah ketika pagelaran wayang berlangsung. Pembuatan 1 karakter wayang biasanya menghabiskan waktu 1 hari. Namun bagi beberapa karakter seperti rama ataupun rahwana membutuhkan waktu lebih lama, karena memiliki tingkat kerumitan lebih besar.
Ada cara khusus untuk menggerakkan kepala, badan, atau tangan. Ini bagian paling penting. Sang pori, ini adalah tiang untuk menopang seluruh badan golek. Sengaja dibuat dinamis, alias tidak paten, supaya golek bisa bergerak memutar dan naik turun.
Nah! giliran menggerakkan tangan, ini bagiannya. Namanya tooding, inilah kunci gerakan-gerakan atraktif yang dilakukan sang golek.
Video:
Foto:
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
Kampung Jelekong juga dikenal akan Karya Wayang Golek |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/