Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Mitra UKM. Jika anda berkunjung ke dusun Madikum, kecamatan Samigaluh, anda bisa menyaksikan proses pembuatan jam tangan kayu dari Furqa. Tentunya dengan alat yang masih terbilang sederhana, Iyos Pramana yang dibantu 10 pegawainya selalu rutin memproduksi jam tangan kayu.
Mengingat banyaknya pesanan yang datang semenjak diperkenalkan pada awal tahun 2016 lalu. Terbagi menjadi 2 tim, yaitu 3 orang di tim manajemen dan 7 orang lainnya di tim. Dalam sebulan saja, Furqa mampu memproduksi hingga 100 jam tangan kayu. Pria yang menggeluti bidang teknologi informatika ini tak pernah khawatir akan kekurangan bahan baku kayu untuk dibuat menjadi jam tangan.
Iyos Pramana dengan mudah dapat memperoleh bahan baku kayu tersebut, karena sebagian besar diwilayahnya merupakan pengrajin kayu yang selalu menyisakan limbah kayu yang tak lagi dimanfaatkan. Memiliki harga jual 10 ribu rupiah saja untuk setiap karung penuh limbah kayu berukuran sedang, sudah cukup bagi Iyos Pramana untuk bisa menghasilkan jam tangan sekitar 50 buah. Sangat beruntung memang.
Selain ketersediaan bahan baku yang melimpah, Iyos Pramana pun tak membutuhkan modal yang besar untuk membeli alat guna membuat jam tangan kayunya. Yos Pramana yang juga merupakan putera dari pengrajin kayu ini dapat memanfaatkan peralatan kayu yang dimiliki oleh sang ayah untuk digunakan memproduksi jam tangan kayunya. Alat yang digunakan tentunya tak jauh berbeda, seperti gergaji dengan mata pisau berukuran 1 mm, serta bor duduk ukuran 1 mm.
Meski ketersediaan limbah kayu yang melimpah, pria yang kini sudah memiliki putera ini tidak asal pilih jenis kayu yang ia terima. Iyos Pramana tetap menyeleksi kayu yang ia buat menjadi jam tangan. Untuk mendapatkan jam tangan dengan kualitas baik, Iyos Pramana menggunakan jenis kayu mahoni, sono kelling, cati, mangir dan juga walangan. Jenis-jenis kayu itu dipilih, tentunya karena memiliki serat yang tampak eksotis. Tidak menimbulkan alergi untuk kulit dan pastinya tahan terhadap jamur, serta rayap.
Pembuatan jam tangan kayu Furqa ini masih mempertahankan pembuatan secara manual atau hand made. Meski terbilang cukup sulit untuk proses pembuatan, Iyos Pramana yang dibantu oleh ke 7 tim produksinya kini memiliki tugas masing-masing. Untuk membuat jam tangan kayu pertama, kayu yang sudah dipotong sesuai ukuran kemudian dipotong kembali sesuai pola yang sudah tergambar. Dengan kayu ini untuk menghasilkan rantai jam tangan, serta tempat mesin jam tangan tersebut.
Selanjutnya potongan kayu tersebut dirangkai hingga membentuk jam tangan. Untuk memperoleh lengkungan, jam tangan kayu harus ditekan dengan sedikit dengan dilengkungkan. Setelah itu adalah proses pemberian warna dengan cat khusus agar warna kayu makin tampak dan tekstur serat alami kayu semakin menonjol terlihat. Terakhir adalah pemberian mesin jam dan juga pemberian kaca pada jam tangan kayu ini. Pada tahap ini, Iyos Pramana langsung turun tangan sendiri demi menjaga kualitas serta estetika dari jam tangan yang ia inginkan.
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa, “Untuk proses produksinya, dari secara umum itu mulai dari pembahanan, pemotongan, perakitan, finishing, dan pemasangan mesin.”
“Kalau dihitung harian sebenarnya sehari kalau dihitung tenaga kerja, bisa 5. Tapi kalau umum per bulan, kita bisa memproduksi 70 sampai 100 pieces. Bahan baku berasal dari limbah industri yang sudah kita seleksi dan anggap kita layak untuk dijadikan jam tangan kayu. Untuk jenis kayu, kita menggunakan kayu lokal seperti kayu sonokeling, jati, waru, mangir, walangan dan sebagainya.”
Mitra UKM tak pernah kita sangka bila limbah kayu yang biasa digunakan sebagai kayu bakar kini bisa disulap menjadi jam tangan kayu yang sangat menarik, unik, dan bernilai jual tinggi, serta luxury atau mewah. Bila awal pembuatan dulu, Furqa hanya memproduksi 1 jenis jam tangan kayu saja, kini ditangan dingin Iyos Pramana, produk jam tangan Furqa sudah memiliki 2 koleksi bentuk jam tangan dengan 3 macam warna.
Untuk lebih memperkenalkan produk jam tangan kayunya kepada masyarakat, tak jarang Iyos Pramana menamai jam tangan Furqa miliknya dengan nama-nama yang unik yang dapat mudah diterima oleh masyarakat. Terdapat 4 nama untuk produk jam tangan kayu produksinya saat ini, yakni Qiyu yang memiliki bentuk kotak dengan warna cokelat yang merupakan kepanjangan atau akronim dari iki kayu atau dalam bahasa Indonesia berarti ini kayu.
Bentuk-bentuk kotak lainnya, Iyos Pramana menamainya dengan talat yang merupakan dari bahasa Tegal yang berarti telaten atau tekun untuk tetap semangat dalam bekerja. Selain itu produk jam tangan kayu berbentuk bulat, pria berusia 28 tahun ini menamainya juga dengan nama oase yang berarti mata air di daerah gurun untuk jam kayu bulat berwarna hitam.
Dan terakhir untuk jam tangan kayu berwarna cokelat, Iyos Pramana menamainya dengan Jorda atau singkatan dari Juragan Muda.
Hingga saat ini, jam kayu tangan dengan merek Furqa memiliki 6 koleksi, yakni 2 bentuk jam tangan dengan 3 warna hitam yang terbuat dari kayu jenis sonokeling, cokelat dari jenis kayu jati, dan jam tangan kayu berwarna putih yang berasal dari jenis kayu mangir. Selain itu, Iyos Pramana sebagai pemilik usaha jam tangan kayu Furqa ini juga sedang mengembangkan jam tangan kayu dengan tali berbahan dasar kulit. Hal ini Iyos Pramana lakukan untuk memberikan inovasi terbaru kepada para pelanggannya agar tidak bosan dengan produk jam tangan kayu miliknya.
Alasan lain dari inovasi ini adalah jam tangan kayu Furqa mampu bersaing di pasaran dengan para pesaingnya yang telah lebih dulu memulai usaha pembuatan jam tangan kayu ini. Dalam pengemasan, jam tangan kayu Furqa memiliki keunikan tersendiri, yakni pengemasannya dengan menggunakan kotak kayu yang terbuat dari bahan papan yang tebal. Kemudian diberi warna hitam agar terlihat lebih legam dan luxury. Untuk bantalan di kotaknya sendiri, Iyos Pramana mempercayakan kepada sang Ibu untuk membuat bantalan jam tangan agar kondisi jam tangan kayu tetap aman.
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa, “Untuk koneksinya sendiri saat ini kita mempunyai 3 jenis. Baru memang fokus pada bentuk yang bulat. Untuk koleksinya ini adalah yang warna hitam, terus satu lagi yang warna putih. Untuk warna hitam tadi dari warna kayu sonokelling, yang ini atau putih, kita menggunakan kayu mangir. Dan yang ketiga masih ada kayu jati. Jati sendiri warnanya tengah-tengah antara hitam dan putih, yaitu warna cokelat. Jadi kalau orang tanya warna kayu, biasanya kayu jati yang dicari. Terus cara kombinasi, kita mempunyai 3 kayu, yang mana kayu tersebut kita dapatkan di daerah lingkungan kami. Ini yang untuk saat ini banyak tersedia di lapangan."
Video:
Jam tangan kayu
Foto:
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
Iyos Pramana, pemilik usaha pembuatan jam tangan kayu Furqa |
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/