Seperti kreasi musik ini, instrumen musik dari bambu yang mendunia 100 persen karya putra bangsa. Sayangnya made in Indonesia, sekaligus menutup kebersamaan kita hari ini dan besok NET 5 akan kembali hadir, salah satunya dengan agenda khas belanja murah akhir tahun. . . . Selamat beraktivitas.
Pagar adalah salah satu produk yang terbuat dari bahan dasar bambu. Tapi sayang memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah. Kami dari ambootronic mampu menyulap bambu jadi produk ekonomi yang bernilai tinggi.
Nah ini dia produk bambootronic, perkenalkan nama saya Syaifudin. Saya disini sebagai tenaga pemasaran. Mari kita cintai produk asli Indonesia karya anak bangsa.
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic, “Tahun 95 sampai 2008 profesi saya itu teknisi. Jadi saya reparasi elektronik, saya punya bengkel di Jakarta ketika itu. Lalu seiring kejadian krismon itu, boleh dibilang hancurlah Pak. Saya mikir sendiri Bagaimana cara saya tetap konsen di teknik dunia elektro, tapi bisa merebut pasar. Maka terpikirlah ketika itu bambu. Bagaimana kalau bambu saya bikin produk elektronik. Jadi amplifier misalnya, dari radio. Bukan menjual elektroniknya, tapi menjual handicraft nya.”
“Produk bambu tronik itu, semua itu dari saya. Mulai dari konsep desain sampai ke produk jadi. Akhirnya kemudian kan tidak mungkin ketika seluruhnya harus saya yang mengerjakan. Maka saya pilarkan ke beberapa santri, alhamdulillah sampai hari ini sudah 5 orang dengan berbagai macam latarnya.”
Syaifudin, karyawan pemasaran Bambootronic, “Dalam perjalanannya, kami pun membuat barang tidak hanya audio dari bambu. Saat ini kami sedang mengerjakan pesanan bambu sebanyak 100 buah. 1 hari kami mampu memproduksi 5 buah jam dari bambu.”
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic, “Proses pembuatan itu terutama, bambu dipotong sesuai kebutuhan yah.” Angga, karyawan produksi Bambootronic, “Setelah proses pemotongan selesai, kita akan terus potong sampai si Bambu menjadi lingkarang seperti ini. Dan luarnya akan kita haluskan dengan mesin amplas.”
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic, “Sebelum masuk mesin-mesin atau kerangka elektroniknya, kita awetkan dulu Pak. Proses pengawetan itu minimal 3 hari sampai 1 minggu.” Syaifudin, karyawan pemasaran Bambootronic, “Ini adalah tahap akhir dalam pembuatan jam bambu. Pertama akan saya pasangkan mesin pada panel ini. Kita kencangkan, kita masukkan jarum. Terus kita masukkan ke dalam lingkaran bungkus. Nah, hasilnya seperti ini.”
Yanwar Eko Prasetyo, calon pembeli, Saya merasa produk-produk yang ada sangat bagus yah. Terutama dalam idenya menggunakan bambu. Untuk kreatifitasnya patut dipuji, sebab sekarang baru saja saya lihat jam dinding dari bambu.”
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic, “Kalau pelanggan yang terbanyak itu institusi yah pak. Jadi bukan pribadi gitu yah. Ada Kampus, lsm. Akhirnya memang bukan pribadi gituh.” Syaifudin, karyawan pemasaran Bambootronic, “Untuk penjualan sendiri, saat ini kami menerima penjualan dengan sistem buy order. Jadi kita tidak ready soft.”
Facebook: Bambootronic
Video:
Foto:
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic (Benda Elektronik
berbahan Bambu)
|
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic (Benda Elektronik
berbahan Bambu)
|
Zainullah, perintis & pemilik Bambootronic (Benda Elektronik
berbahan Bambu)
|
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/