Jatnika NanggaMiharja, pemilik Rumah Bambu, “Selamat datang di rumah bambu Jatnika. Rumah bambu ini dibuat berdasarkan arsitektur Jawa Barat. Dan dilingkungan rumah bambu ini juga di tata melalui taman berbagai macam tumbuh-tumbuhan bambu. Disinilah tempat kami kehidupan dalam keseharian.”
“Pertama rumah bambu ini sebetulnya merupakan rumah tradisional khas nusantara. Kedua, rumah bambu ini memiliki sirkulasi udara yang lebih baik dibanding dengan rumah tembok. Setiap kali ada dinding di rumah bambu itu, tetap udara masuk ke dalam. Terus yang ketiga, rumah bambu ini hampir dipastikan lebih tahan terhadap gempa. Alhamdulillah, saya sudah membuat 4.700 rumah dan 4.700 rumah bambu ini tidak saja di Indonesia, ada juga yang saya buat di luar negeri. Jadi alhamdulillah, dari itu saya juga mendapatkan penghargaan dari ikatan arsitek Indonesia sebagai pembuat rumah bambu tradisional.”
“Ini adalah musola kecil, mungil, capernik. Di mussola ini, musolla bambu. Kalau dalam arsitektur Jawa Barat lebih dikenal Tajuk atau Suro. Di tempat mussola ini kami melakukan ibadah harian, yaitu ibadah sholat 5 waktu dan tempat inilah juga sebetulnya, tempat yang paling kami sukai.”
“Nah iniah saung yang pada siang hari ketika suasana panas, keluarga kami ngumpul disini untuk melakukan aktivitas untuk belajar dan ngobrol-ngobrol. Dan itulah kelebihan daripada rumah bambu. Kalau pada siang hari ini akan terasa sejuk, karena menyimpan udara malam. Kalau pada malam hari itu akan terasa hangat, karena akan menyimpan udara siang."
“Diseluruh Indonesia ini adalah 161 jenis bambu. Ada 3 jenis bambu yang khusus, diantara yang lazim, yang selalu dibuat untuk bahan rumah bambu adalah jenis bambu petung ini. Cirinya bambu petung yang tua ini sudah ada jamurnya, sudah ada akarnya, dan bunyinya nyaring. Disebelah sini adalah bambu gombong.”
“Bambu gombong bisa digunakan untuk struktur. Untuk kuda-kuda, untuk komikul, untuk ade manner, untuk siku-siku. Jadi sebaiknya bambu ditebang pada siang hari. Jangan pada pagi hari. Dan tidak ditebang pada lagi bulan musim keluar Rebo.”
Jatnika Nangga Mihardja, pemilik Rumah Bambu, “Serumpun bambu, sejuta makna. Serumpun bambu, sejuta manfaat. Serumpun bambu, sejuta karya. Serumpun bambu, sejuta pesona. Dengan serumpun bambu mari kita guncang dunia.”
Terima kasih telah berkunjung ke rumah Jatnika. Hatur nuhun, wilujeng patepang dei.
Video:
No comments:
Post a Comment
Komentar adalah segalanya bagi penulis. Deretan susunan kalimat, entah itu pro atau pun kontra. Interaksi tersebut, bagaimanapun juga bertujuan menciptakan diskusi yang membangun. Dan saya, Clenoro Suharto, merasakan manfaat itu. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar pada blog https://rakyatjelataindonesiarajin.blogspot.com/